Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Kebohongan Polisi yang Bunuh Dosen Erni Terbongkar Saat Bripda Waldi Chat Adik Korban

Terbongkar kebohongan polisi muda, Brigadir Waldi Adiyat terkait pembunuhan dosen cantik di Jambi, Erni Yuniati.

Editor: Muhammad Ridho
Instagram Jambihits
POLISI BUNUH DOSEN CANTIK - Isi chat Bripda Waldi usai bunuh dosen cantik (KIRI). Dosen cantik Erni Yuniati (KANAN). Kebohongan Polisi Muda Usai Bunuh Dosen Cantik di Jambi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Satu persatu aib Bripda Waldi terbongkar usai menjadi tersangka pembunuhan dosen Erni Yuniati.

Oknum Polisi Polres Tebo tersebut ternyata membohongi adik korban.

Hal ini diketahui setelah chat Bripda Waldi dan adik Erni Yuniati bernama Anis diungkap.

Dalam chatnya, Anis awalnya menanyakan perihal kondisi rumah Erni.

"Bg. Dulu kk Erni klo keluar tralis itu selalu ditutup ga bg ? Ini depan belakang tralisnya kebuka semua soalnya," tulis chat Anis ke Waldi.

Baca juga: Postingan Terakhir Dosen Erni Yunita Sebelum Dihabisi oleh Mantan Pacar Seorang Polisi Muda

Baca juga: Fakta Baru Polisi Bunuh Dosen, Bripda Waldi 15 Tahun Lebih Muda dari Erni, Punya Banyak Pacar

Sepertinya Anis baru saja mengecek rumah Erni di Perumahan Al Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi.

Pasalnya sebelum ditemukan tewas, Erni hilang kabar sampai bolos mengajar sebagai dosen di Akademi Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo.

"Bukan cuma di depan ternyata, tapi di belakang juga bg," tulis Anis.

Bripda Waldi Adiyat (22) memang pernah menjalin hubungan asmara dengan Erni.

Namun Waldi mengaku tidak mengetahui perihal kondisi rumah Erni.

"Kak kami ni kurang tau kalo soal itu kak"

"Kami ni la dak ado komunikasi lg sm dio kak lah brp bulan gitu"

"no nya emg dak aktif kak ?" jawab Waldi.

Anis pun menegaskan bahwa ia mempertanyakan ketika dulu Waldi masih menjalin hubungan dengan Erni.

"Iya bg mksdnya dulu dulu bg" katanya,

Anis mengatakan hari itu handphone Erni sudah tak bisa dihubungi lagi.

"Ini temen2 dosen mau dtg lagi ke rumah bg. Aku suruh dobrak aja lagi. Takutnya kenapa2," kata Anis.

"Gak sampe sedetail itu kami tau kak" jawab Waldi.

Waldi pun menyarankan agar Anis dan teman dosen yang lain untuk mengecek langsung ke rumah Erni.

Anis pun menjelaskan pihaknya sudah berupaya mencari dengan melacak sinyal handphone Erni.

Kata Anis, terakhir kali aktif Erni berada di Babeko.

"Ntah ngapain sampai di Babeko," katanya.

"Nah iya kak di cek hp bisa tu kak" jawab Waldi.

Anis mengatakan bahwa keluarga dan teman dosen sudah panik karena tak berhasil mencari keberadaan Erni Yuniati.

"Soalnya dr kmrn ga ada tanda2 dia mau pergi kemana gt," kata Anis.

"Kami pun bingung kak," jawab Waldi.

Lantas Waldi pun mulai khawatir ketika tindakan sadisnya diketahui oleh Anis.

Waldi diduga telah membunuh, memperkosa, dan mengambil barang berharga milik Erni Yuniati.

"Ko kami yg ditanya-tanya," kata Waldi.

"Krna mbk Erni curhat sama ak bg. Mana tau dia ngabarin apa gimna gt. Smua yg dikontak dia kmrn kami tanya tanya bg," kata Anis.

Padahal sebelum melakukan tindakan sadisnya, Waldi sempat jalan bersama Erni.

"Pelaku dan korban masih makan bareng di Kota Bungo," kata Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono.

Mereka tiba di rumah Erni jelang tengah malam, sekitar 23.00.

"Jam 11.30 malam mereka berdua masuk rumah korban," katanya.

Diduga kuat Waldi melakukan tindakannya pada malam itu.

Sebab saat pagi teman Erni sudah merasa curiga setelah membaca chat balasan.

"Menurut saksi ini bukan lagi korban yang menjawab. Jadi handphone sudah di tangan pelaku," katanya.

Barulah jasad Erni ditemukan dalam kamar dengan kondisi hanya memakai pakaian dalam dan ditutup selimut pada Sabtu (1/11/2025).

Kronologi Penemuan Jenazah

Penemuan jenazah EY bermula dari kekhawatiran rekan-rekannya di IAK SS Muaro Bungo.

Selama dua hari korban tidak hadir mengajar dan tidak merespons panggilan telepon.

Rekan korban kemudian mendatangi rumahnya, namun rumah dalam keadaan terkunci.

Warga dipanggil untuk membantu, dan setelah pintu berhasil didobrak, korban ditemukan tergeletak di atas tempat tidur dengan wajah tertutup bantal.

Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Tim Inafis dan penyidik Polres Bungo kemudian melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke RSUD H Hanafie.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban.

"Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban. Penyebab pastinya, kita tunggu hasil autopsi lengkap," jelas Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia.

Dokter pemeriksa RSUD H Hanafie Muara Bungo, dr Sepriadi menemukan sejumlah luka mencurigakan pada tubuh korban. Luka tersebut meliputi lebam di wajah, benjolan di bagian belakang kepala, serta memar di kedua bahu.

"Ditemukan lebam di seluruh bagian wajah, dan ada benjolan di kepala belakang berukuran sekitar 13 x 10 sentimeter," ujar dr. Sepriyedi usai melakukan pemeriksaan di RSUD H Hanafie, Sabtu sore.

Selain itu, memar juga terlihat pada bahu kanan dan kiri, serta terdapat luka pada leher yang diduga akibat benturan benda tumpul atau tajam.

"Habis itu ditemukan juga lebam di bagian leher," jelasnya.

Tim medis juga menemukan dugaan adanya kekerasan seksual, ditandai dengan cairan pada area organ intim korban.

Berdasarkan kondisi jenazah, korban diperkirakan telah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan, ditunjukkan oleh keluarnya darah berwarna gelap dari mulut dan hidung sebagai tanda awal proses pembusukan.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved