Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Macet di Pekanbaru

Macet Kebanyakan Akibat U Turn, Baru Rekayasa Lalu Lintas yang Jadi Solusi 

Di sejumlah ruas jalan masih terjadi kemacetan terutama di sekitar U turn karena pengaturan kendaraan memutar arah yang belum optimal.

Penulis: Fernando | Editor: Sesri
Tribun Pekanbaru/ Fernando Sikumbang
Satu u Turn di Jalan HR Soebrantas, Kota Pekanbaru cukup padat setiap harinya terutama pada jam-jam sibuk. 

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Kemacetan masih jadi persoalan klasik yang belum tuntas di Kota Pekanbaru.

Kondisi ini terjadi hampir di semua ruas jalanan Kota Pekanbaru.

Penelusuran Tribunpekanbaru.com, kemacetan terjadi di ruas jalan padat lalu lintas seperti di Jalan Jendral Sudirman, Jalan HR Soebrantas, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Riau hingga Jalan Tuanku Tambusai.

Kebanyakan kemacetan yang terjadi akibat kendaraan memutar arah di U turn.

Para pengendara banyak yang memaksa untuk memutar arah sedangkan pengendara lainnya dari arah berlawanan tetap menerobos.

Pemandangan ini terlihat di sejumlah U turn Jalan Jendral Sudirman.

Para petugas dibuat kelabakan akibat beberapa kendaraan dari dua lajur memaksa berputar arah sekaligus.

Akibatnya kemacetan pun tidak terhindarkan lantaran tidak ada pengendara yang mengalah.

Pemandangan serupa juga terjadi di U turn Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan HR Soebrantas.

Baca juga: Satlantas Polresta Pekanbaru Siagakan Personel di Titik Rawan untuk Antisipasi dan Tangani Macet

Petugas dari Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru pun sudah beberapa kali melakukan rekayasa lalu lintas bersama Satlantas Polresta Pekanbaru untuk mengurai padatnya kendaraan mencegah kemacetan.

Seperti yang dilakukan di U Turn Jalan Jendral Sudirman dekat Koki Sunda.

Satu upaya yang dilakukan petugas dengan membuat kendaraan yang memutar hanya berada di satu lajur.

Mereka mempersempit gerak kendaraan yang hendak memutar arah dengan memasang water barrier.

Penerapan satu lajur untuk memutar arah berlaku bagi kendaraan dari arah Purna MTQ maupun dari arah pusat Kota Pekanbaru. Adanya pendapatan itu ternyata bisa mengurai kemacetan yang kerap terjadi pada sore hari.

Rekayasa ini membuat kendaraan di dua lajur lainnya bisa melintas dengan lancar. Sedangkan selama ini di dua jalur lainnya terhambat akibat kendaraan berebutan memutar arah di U Turn.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru Sunarko menyadari di sejumlah ruas jalan masih terjadi kemacetan terutama di sekitar U turn.

Ia menyebut bahwa penyebab kemacetan yakni pengaturan kendaraan memutar arah yang belum optimal.

"Kami berupaya  menata ulang lalu lintas di kawasan itu supaya tidak lagi terjadi kemacetan," terang Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Sunarko kepada Tribunpekanbaru.com.

Dirinya menilai rekayasa ini dilakukan agar arus lalu lintas di U turn bisa lebih lancar. 

Sunarko menambahkan bahwa pada jadwal tertentu nantinya U Turn tersebut bakal ditutup sebagian pada jam sibuk.

Dirinya menambahkan beberapa ruas jalan bakal diterapkan pengaturan U Turn ini sebagai upaya mencegah kemacetan  pada jam-jam sibuk.

"Nantinya berkelanjutan, sampai kondisi lalu lintas di sana benar- benar lancar," ungkapnya.

Rekayasa di U turn belum menyeluruh sehingga banyak dimanfaatkan oleh para Pak Ogah.

Mereka memanfaatkannya di Jalan HR Soebrantas, Jalan Soekarno-Hatta hingga Jalan Arifin Achmad.

Warga Minta Aparat Tindak Tegas Pak Ogah

Maraknya keberadaan pak ogah di sejumlah ruas jalan Kota Pekanbaru kembali menjadi keluhan warga, Senin (13/10/2025).

Keberadaan mereka yang semakin sering terlihat di beberapa titik strategis jalan protokol tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi menyebabkan kemacetan di tengah padatnya arus lalu lintas.

Terutama pada jam sibuk pagi dan sore.

Sejumlah ruas jalan protokol seperti Jalan Sudirman, Tuanku Tambusai, Arifin Ahmad, Soekarno-Hatta, dan HR Subrantas menjadi tempat langganan bagi pak ogah untuk membantu mengatur lalu lintas. 

Meskipun mereka mengklaim membantu kelancaran arus, banyak pengendara yang merasa bahwa keberadaan pak ogah justru memperburuk situasi.

Pak Ogah jalanan adalah sebutan bagi individu yang secara informal mengatur lalu lintas di persimpangan jalan tanpa otoritas resmi.

Biasanya dengan harapan diberi imbalan uang oleh pengendara.

Fenomena ini sangat umum di berbagai kota di Indonesia.

"Bukannya membantu, malah bikin kemacetan makin parah, mereka malah memanfaatkan kesempatan itu untuk minta uang dari pengendara," ujar Halim Maulana, seorang warga Panam Pekanbaru, saat ditemui di salah satu titik keramaian, Senin (13/10/2025).

Halim mengaku terganggu dengan fenomena pak ogah yang kerap meminta imbalan setelah membantu mengatur kendaraan. 

Ia menilai bahwa kondisi ini terjadi akibat lemahnya pengawasan dari aparat serta kebiasaan sebagian masyarakat yang memberikan uang kepada pak ogah, sehingga mereka merasa diberi legitimasi untuk terus melakukan hal tersebut.

"Solusinya dua saja. Pertama masyarakat jangan ada lagi yang ngasih uang dan yang kedua aparat harus tegas dan memberikan tindakan dan sanksi" tambah

(Tribunpekanbaru.com/ Fernando Sikumbang)  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved