Stunting Ibarat Gunug Es, Inilah Kabupaten Penyumbang Kasus Stunting Terbanyak di Riau

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ketua Tim Hubungan antar lembaga Advokasi/KIE dan Kehumasan BKKBN perwakilan Riau, Sri Wahyuni mengungkapkan, saat ini pihaknya terus melakukan intervensi sejak dini pada pencegahan stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dari masa kehamilan hingga usia 2 tahun.

Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya dan bisa mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik.

Hal tersebut disampaikan Sri Wahyuni usai mengikuti kegiatan talkshow secara daring soal stunting  yang ditaja Tribun Network bekerja sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan/BKKBN di Studio 1 Kompas TV, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Cegah Stunting untuk Generasi Emas 2045, Menteri Wihaji : Program GENTING Harus Disebarluaskan

Baca juga: Riau Catat Sejarah Baru dengan Penurunan Stunting Drastis di 2025, Ini Rinciannya

Dibeberkannya, angka kasus stunting di Provinsi Riau mengalami peningkatan dari 13,6 persen pada tahun 2023 menjadi 20,5 persen di tahun 2024.

Kenyataan itu menurut Sri bukan berarti pihaknya tidak melakukan upaya pencegahan. Dikatakannya, kasus stunting di Provinsi Riau ibarat gunung es.

Dipuncak tidak terlihat ternyata di bawah sudah menyebar. Kondisi yang kemudian menjadikan pihaknya terus berusaha untuk melakukan pencegahan sejak dini.

Dikatakan Sri, wilayah yang tinggi angka kasus stunting ada di Kabupaten Inhil, Kabupaten Rohil termasuk di Kepulauan Meranti.

Menurutnya, tingginya angka stunting di kabupaten tersebut salah satunya disebabkan faktor kondisi alam.

"Kabupaten yang berada di perairan biasanya kesulitan air bersih. Nah, inilah yang kemudian jadi konsentrasi kami. Tentu melakukan intervensi lewat sejumlah pembenahan pada bantuan ril ke masyarkat," ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (15/10/2025).

Bantuan yang didapatkan baik dari provinsi, kabupaten serta kolaborasi dengan beberapa mitra.

Bantuan tersebut berupa jamban bersih, sanitasi serta pemberian nutrisi pada keluarga yang dinilai berpotensi gejala stunting.

"Bantuan yang sudah kami berikan berupa bantuan nutrisi, hunian yang layak bagi keluarga yang miskin esktrem. Kemudian juga ada jamban sehat. Itu kami kolaborasikan dengan mitra dan mereka bisa memilih apa yang bisa dibantu," ujar Sri. 

Dalam talkshow yang sama Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengatakan mengatasi stunting harus menjadi kesadaran bersama.

Artinya perhatian pada kondisi keluarga yang berisiko stunting tentu juga menjadi perhatian semua.