Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Karhutla Masih Membara di Riau

Cuaca Riau Masih Panas, BMKG: Uap Air Tertarik ke Badai Tropis di Laut Cina Selatan

Meski sebelumnya diperkirakan akan memasuki periode hujan lebat pada November hingga Desember, cuaca di Provinsi Riau justru masih didominasi panas.

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Foto/Int
PANAS - Meski sebelumnya diperkirakan akan memasuki periode hujan lebat pada November hingga Desember, cuaca di Provinsi Riau justru masih didominasi panas. 

Ringkasan Berita:
  • Awal November, Riau masih dilanda cuaca panas dan minim hujan meski diperkirakan masuk musim hujan.
  • BMKG sebut badai tropis di Laut Cina Selatan ganggu pembentukan awan hujan di wilayah Riau.
  • Cuaca panas picu puluhan titik panas, meningkatkan risiko karhutla di berbagai lahan Riau.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Meski sebelumnya diperkirakan akan memasuki periode hujan lebat pada November hingga Desember, cuaca di Provinsi Riau justru masih didominasi panas.

Hingga awal November ini, hampir seluruh wilayah Riau mengalami kondisi minim hujan dan suhu udara cenderung tinggi pada siang hari.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seharusnya wilayah Riau sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Namun, kondisi di lapangan menunjukkan cuaca masih kering dan panas. Beberapa warga bahkan mengeluhkan udara terasa lebih terik dari biasanya dalam dua minggu terakhir.

Menanggapi hal tersebut, prakirawan BMKG Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Bibin S, menjelaskan bahwa kondisi ini bukan tanpa sebab.

Ia menyebut, saat ini wilayah Riau memang sedang berada pada masa kemarau dengan curah hujan yang sangat rendah.

"Dalam beberapa minggu terakhir, wilayah Riau minim hujan karena adanya gangguan badai tropis di wilayah Laut Cina Selatan," kata Bibin saat dikonfirmasi Tribun, Senin (10/11/2025).

Menurutnya, badai tropis yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan menyebabkan uap air yang seharusnya membentuk awan hujan di Riau justru tertarik ke arah badai tersebut.

Akibatnya, proses pembentukan awan hujan di atmosfer Riau menjadi terganggu.

"Uap air yang berada di Riau tertarik ke badai tropis itu, sehingga pertumbuhan awan hujan terganggu," tambahnya.

Bibin juga mengatakan, kondisi ini bersifat sementara dan dapat berubah seiring pergerakan sistem cuaca global.

Jika aktivitas badai tropis mulai melemah atau berpindah menjauh dari wilayah Laut Cina Selatan, maka peluang pembentukan awan hujan di Riau akan meningkat kembali.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak.

Meski saat ini cuaca cenderung panas dan kering, potensi hujan lokal dengan intensitas ringan hingga sedang masih bisa terjadi di beberapa wilayah Riau, terutama pada sore atau malam hari.

Seperti diketahui, cuaca di Riau pada awal November masih terasa panas.

Sudah dua pekan terakhir suhu udara di Riau dilanda panas ekstrim.

Akibatnya, Karhutla mengintai lagi lahan-lahan di Riau.

Saat ini, puluhan titik panas menyebar di Riau, terbanyak di Sumatera. 

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved