Waspada Bencana Hidrometeorologi
Mendagri Minta Daerah Siaga Bencana Hidrometeorologi, di Kampar Malah Muncul Karhutla
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih muncul di Kampar, Rabu (19/11/2025).
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Ringkasan Berita:
- Mendagri keluarkan Surat Edaran kepada kepala daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
- Karhutla kembali muncul di Kampar tepat sehari setelah SE diterbitkan, dengan titik api di Desa Salo Timur dekat Stanum Regency.
- Areal terbakar sekitar 3,61 hektare, meski hujan turun beberapa hari terakhir; Tim Reaksi Cepat BPBD segera lakukan pemadaman.
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada kepala daerah tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Di sisi lain, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih muncul di Kampar, Rabu (19/11/2025).
Berselang sehari dari tanggal SE, Selasa (18/11/2025).
Kepala Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar, Adi Candra Lukita mengungkap kemunculan titik api di Desa Salo Timur Kecamatan Salo pada Rabu siang.
Baca juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi Saat Musim Penghujan Tiba, Ini Sejumlah Daerah Rawan di Rohul
Baca juga: Hotspot Nihil dan Curah Hujan Tinggi, BPBD Pelalawan Sarankan Cara Ini ke Warga Cegah Banjir
Baca juga: Sebagian Wilayah di Riau Mulai Masuk Musim Hujan, Waspada Banjir dan Tanah Longsor
Lokasi kebakaran di dekat Perumahan Stanum Regency. Tak jauh dari Taman Rekreasi Stanum Bangkinang.
Lokasi sebelumnya terbakar pada Sabtu (8/11/2025).
Areal yang terbakar sekitar 3,61 hektare.
"Baru dapat laporan, terbakar lagi di dekat Stanum," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (19/11/2025) siang.
Ia heran karhutla muncul saat curah hujan meningkat.
Menurut dia, hujan intensitas ringan hingga sedang turun setiap malam dalam tiga hari terakhir.
"Tadi malam hujan, siang ini panas, langsung kebakaran lagi," keluh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar ini.
Ia mengatakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) Pusdalops-PB sudah bergerak ke lokasi untuk melakukan pemadaman.
Instruksi Mendagri
Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata di Indonesia.
Mengingat, letak geografis dan iklim tropis yang membuat wilayah ini rawan hujan ekstrem maupun kekeringan.
Sebagai informasi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian telah menginstruksikan seluruh gubernur, bupati, dan wali kota di Indonesia untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Instruksi itu dikeluarkan setelah presiden memerintahkan seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai bencana tersebut pada Senin (17/11/2025) lalu.
Presiden menyebutkan, berdasarkan laporan BMKG per 13 November 2025 mengenai adanya aktivitas gelombang atmosfer dan sirkulasi siklonik yang berpotensi memicu cuaca ekstrem.
Menyikapi perintah itu tersebut, Mendagri langsung mengirimkan Surat Edaran bernomor 300.2.8/9333/SJ ke seluruh kepala daerah.
Dalam SE yang dikirim Selasa (18/11/2025), Tito meminta para kepala daerah mengambil langkah-langkah strategis.
Hal itu di antaranya meminta kepala daerah segera memetakan daerah rawan bencana hidrometeorologi berdasarkan kajian risiko, rencana kontingensi, dan rekayasa cuaca.
Daerah juga diminta mengoptimalkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) serta menyiagakan sumber daya perangkat daerah, masyarakat, dan dunia usaha untuk mengantisipasi terjadinya bencana di kawasan yang dinilai rawan.
Mengenal Bencana Hidrometeorologi
Bencana hidrometeorologi terjadi ketika fenomena cuaca ekstrem menimbulkan dampak merugikan bagi manusia, lingkungan, maupun infrastruktur.
Jenis-jenis Bencana Hidrometeorologi
- Bencana Hidrometeorologi Basah
- Banjir
- Tanah longsor
- Angin kencang, badai, puting beliung
- Gelombang pasang atau rob
- Bencana Hidrometeorologi Kering
- Kekeringan
- Kebakaran hutan dan lahan akibat cuaca panas ekstrem
Penyebab Utama
- Curah hujan ekstrem akibat fenomena atmosfer seperti siklon tropis atau gelombang atmosfer.
- Perubahan iklim global yang meningkatkan intensitas cuaca ekstrem.
- Kerusakan lingkungan seperti deforestasi dan alih fungsi lahan yang memperparah dampak bencana.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pemadaman-api-karhutla-di-Rimbo-panjang-Kampar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.