Kisah Sumiyati, TKW Indonesia yang Dibakar Majikan Hidup-hidup, Awalnya Keluarga Curiga Karena Ini
Gaji selama setahun yang disisihkan Sumiyati sebesar Rp 13 juta dikirimkan kepada keluarganya untuk membantu menyokong hidup.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Beberapa lembar foto cetak berwarna hasil jepretan kamera jadul mengabadikan sosok Sumiyati, anak kedua hasil buah cinta Maryono Wirodirjo (62) dan Sunarsih (57).
Meski jumlahnya tak banyak, setidaknya foto yang dipajang di dalam album itu menyimpan sejuta memori yang tak terlupakan bagi keluarga kecil Sumiyati di Dusun Galeh, Desa Kramat, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
"Istri saya paling rajin membersihkan debu yang menempel di album foto Sumiyati."
"Selalu saja kami tak kuasa menahan tangis kalau melihat foto Sumiyati."
"Begitu kuat kenangan dari Sumiyati di hati kami," tutur Mbah Maryono, sapaannya, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (10/1/2018).
Di rumah sederhana berdinding papan dan beralaskan tanah inilah Sumiyati menghabiskan masa kecilnya sebagai seorang anak petani.
Hidup di lingkungan keluarga dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan perlahan membangun kepribadian Sumiyati menjadi gadis yang bersahaja.
Pendidikan karakter Sumiyati ditempa sejak dasar di sekolah berbasis agama atau madrasah.
Sumiyati pun tumbuh berkembang sebagai gadis yang religius.
Putri kedua dari tiga bersaudara itu dikenal tekun shalat dan mengaji.
Dia tak pernah menuntut keinginan di luar batas kemampuan finansial orangtua, justru dia dengan senang hati membantu orangtuanya terjun ke sawah.
Sikap dan perilaku positif yang ditunjukkan itulah yang membuat potret Sumiyati memperoleh tempat istimewa di benak keluarga.
"Sumiyati anak yang baik, penutur, pendiam, dan tidak neko-neko."
"Salat dan mengaji tak pernah luput, dengan keluarga begitu baik dan ringan tangan," ungkap Mbah Maryono.
Bertaruh nasib ke Arab Saudi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/sumiyati_20180111_171240.jpg)