Kecelakaan di Tanjakan Emen, Sopir dan Pimpinan Manajemen Bus Bisa Jadi Tersangka
Kakorlantas Mabes Polri Irjen Pol Royke Lumewa mengatakan sebelum kejadian, bus tersebut sempat berhenti dan sopir memeriksa kondisi rem
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNPEKANBARU.COM, SUBANG - Sopir dan pimpinan pemilik bus pengangkut puluhan penumpang anggota Koperasi Permata Ciputat yang kecelakaan di Turunan Emen Kampung Cicenang Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, Sabtu (11/2) sore dimungkinkan jadi tersangka karena lalai.
Baca: Putra Korban Kecelakaan Tanjakan Emen: Bunda Tetap Pergi Meski Dilarang Ayah
Baca: Korban Kecelakaan Tanjakan Emen Akan Dikebumikan di Dua Liang Kubur Massal
Kakorlantas Mabes Polri Irjen Pol Royke Lumewa mengatakan sebelum kejadian, bus tersebut sempat berhenti dan sopir memeriksa kondisi rem. Ternyata, saat diperiksa, rem bermasalah. Namun, sopir memperbaiki rem tersebut untuk sementara kemudian melanjutkan perjalanan.
"Karena kelalaiannya, dan tidak menutup kemungkinan, sopir dan di atasnya pimpinan manajemen bisa jadi tersangka," ujar Royke di sela olah TKP di lokasi kejadian kecelakaan, Minggu (11/2).
Polisi telah melakukan pemeriksaan sementara pada sopir dan kondisi bus. Hasilnya menyebutkan bahwa rem tidak berfungsi normal di bagian roda belakang kanan sehingga secara keseluruhan sistem rem terganggu.
"Harusnya ada dua selang yang masuk tromol rem belakang kanan. Tapi karena ada kerusakan satu dan satunya di lepas. Ada juga baut-baut yang lepas. Itu informasi temuan awal," ujarnya.
Jika dikorelasikan dengan fakta di lapangan, temuan polisi sangat berkaitan dengan jejak-jejak ban bekas ngerem di jalanan sepanjang kurang lebih 300 meter. Hanya saja, jejak-jejak ban bekas rem itu hanya terlihat satu garis saja. Bus sendiri memiliki sistem rem tidak hanya pada satu bagian ban saja.
Menurut petugas olah TKP, Bripka Iskandar, jejak bekas ban itu ban diduga berasal dari bagian kanan bus. Tidak ada jejak sama di kiri atau kanan jejak ban tersebut. Adapun jejak ban menempel di aspal paling akhir berada tepat di turunan curam.
"Jejak ban ini kemungkinan bekas ban dari bus yang direm sopir. Kalau jejak ban bekas remnya tiba-tiba menebal kemudian menipis lagi, kemungkinan karena remnya tidak berfungsi dengan baik. Sempat ngerem sehingga kecepatan berkurang tapi karena remnya tidak terlalu berfungsi maka kecepatan bus meningkat lagi hingga akhirnya tidak terkendali dan akhirnya oleng tepat di turunan," ujar petugas olah TKP dari Polres Subang, Bripka D Iskandar di lokasi kejadian, Minggu (11/2).
