Warga Inhil Diterkam Harimau, Ustadz Abdul Somad dan Pawang Ahli Supranatural Asal Aceh Didatangkan

Seekor harimau menerkam seorang karyawati PT THIP bernama Jumiati hingga tewas mengenaskan pada awal Januari 2018 lalu.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Muhammad Ridho
Dok BBKSDA Riau
Harimau Sumatera tengah beristirahat di perkebunan sawit Desa Tanjung Simpang, Kec Pelangiran, Kab Indragiri Hilir. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hingga kini, tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama pihak terkait lainnya masih berupaya melakukan penangkapan dan penyelamatan terhadap harimau di daerah Pelangiran, tepatnya di areal perkebunan sawit milik PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) Kabupaten Inhil.

Di mana, seekor harimau menerkam seorang karyawati PT THIP bernama Jumiati hingga tewas mengenaskan pada awal Januari 2018 lalu.

Baca: BBKSDA Riau Identifikasi Harimau Sumatera yang Serang Warga di Inhil Bernama Bonita

Baca: Heboh Video Harimau Hampiri Warga yang Melintas, Terdengar Suara Takbir!

Ketika diserang kucing belang raksasa ini, Jumiati tengah bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.

Humas BBKSDA Provinsi Riau Dian Indrasari saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (13/2/2018) mengatakan, berbagai upaya memang tengah dilakukan untuk menangani harimau tersebut.

Mulai dari memasang enam buah box trap (perangkap) berisi kambing jantan dan babi hutan serta memasang delapan kamera pengintai.

Termasuk mendatangkan pawang harimau dari Aceh, Sarwani.

"Pawang dari Aceh ini juga pegawai honor dan mitra BBKSDA Aceh yang memiliki kemampuan supranatural khusus menangani harimau," jelas Dian.

Diungkapkannya, beberapa kasus serupa (konflik harimau dan manusia.red) sudah berhasil ditangani.

"Yang jelas segala upaya kita akan coba lakukan untuk penyelamatan manusia dan satwa itu sendiri," ucapnya lagi.

Tak hanya itu sebut Dian, upaya dengan cara menggelar do'a berdoa bersama pun dilakukan.

Kata Dian, Ustadz Abdul Somad (UAS) telah didatangkan oleh pihak perusahaan untuk memberikan tausiah sekaligus memimpin doa bersama.

"Tim sudah melakukan evaluasi dan pengkajian untuk penanganan ini. Salah satu alternatif adalah mendatangkan beliau-beliau (Sarwani dan UAS)," ujar Dian.

Untuk diketahui, di lokasi perkebunan itu, setidaknya ada dua ekor harimau Sumatera betina yang berkeliaran. Diperkirakan berusia 4-5 tahun.

BBKSDA Riau menamai kedua harimau yang diduga berasal dari SM Kerumutan tersebut dengan Boni dan Bonita.

Yang melakukan penerkaman terhadap karyawati perusahaan diperkirakan yang bernama Bonita.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved