WWF Ajak Peduli Habitat Harimau untuk Minimalisir Konflik
Organisasi World Wildlife Fund (WWF) Indonesia ikut menyoroti soal permasalahan konflik yang terjadi antara manusia dan harimau
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru,Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-Organisasi World Wildlife Fund (WWF) Indonesia ikut menyoroti soal permasalahan konflik yang terjadi antara manusia dan harimau, khususnya di Riau.
Di mana hingga Maret tahun 2018 ini saja, sudah 2 orang warga tewas mengenaskan diterkam si Raja Rimba ini.
Baca: TERUNGKAP, Sopir Ugal-ugalan, Tabrak Satu Keluarga, Salah satunya Nenek, Jasadnya Ditemukan Disini
Baca: TERCYDUK. .Pria Beristri Ini Coba Goda Mantannya Usai Reuni, Tak Disangka Bakal Berakhir Begini!
Korban keganasan harimau ini diantaranya adalah pria bernama Yusri Efendi (34).
Yusri meninggal saat sedang bekerja membangun sarang walet di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir Sabtu (10/3/2018).
Kemudian sebelumnya, sekitar awal Januari 2018 lalu, seorang warga bernama Jumiati juga meninggal dunia karena insiden penyerangan yang sama.
Perempuan berusia 33 tahun itu meninggal saat sedang melakukan perawatan sawit di tempat ia bekerja, PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP).
Baca: Ayo! Dukung Arif LIDA, Rektor UNP: Mari Kirim SMS yang Banyak
Soemantri selaku Aktivis WWF Indonesia Bidang Harimau menyatakan, terjadinya konflik ini disebabkan oleh situasi yang cukup kompleks.
Salah satunya dalam aspek lingkungan. Di mana masyarakat banyak yang mengabaikan dan tidak peduli dengan daerah atau habitat hunian harimau.
"Artinya harus ada cara yang dapat mengharmonisasikan antara kegiatan-kegiatan yang bisa dipahami oleh harimau dan dipahami juga oleh manusia, ini yang belum dilakukan," ungkap dia saat diwawancarai Tribun lewat sambungan telfon, Selasa (13/3/2018) sore.
Misalnya bagi pengguna lahan dalam hal ini perusahaan atau masyarakat sekitar Landscape Kerumutan, yang menjadi lokasi konflik harimau dan manusia belakangan ini.
Mestinya mereka lebih mempertimbangkan daerah yang menjadi hunian harimau tersebut.