Pelalawan
Kadis PUPR Pelalawan Mengeluh, Belasan Alat Berat Tak Bisa Diservis, Terkendala Masalah Ini
Belasan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pelalawan sudah empat bulan tidak bisa diservis
Penulis: johanes | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribunpelalawan.com: Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI- Belasan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pelalawan sudah empat bulan tidak bisa diservis. Akibatnya beberapa alat nyaris tak bisa dioperasionalkan lagi.
Penyebab alat berat yang dibeli pakai angaran Pemkab Pelalawan itu tak bisa diservis karena sistem pencairan keuangan yang semakin rumit saat ini.
Baca: Viral Kisah Cewek Ajak Driver Ojek Mampir Sarapan, Gak Usah Mbak, Ntar Mbak Malu Saya Lusuh Begini
Bahkan ada satu alat berat jenis greder rusak total dan tak bisa dipergunakan. Alat itu terparkir di Desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawaan.
"Untuk memperbaiki itu butuh Rp 54 juta. Sekarang transaksi diatas Rp 10 juta harus transfer. Bagaimana caranya. Itu tak bisa ditarik ke Pangkalan Kerinci karena rusak," ungkap Kepala Dinas PUPR Pelalawan, Hasan Tua Tanjung, kepada tribunpelalawan.com, Rabu (18/4/2018).
Baca: Manusia Macam Apa Ini, Korban Dimutilasi, Jantung Dikeluarkan Kemudian Tubuhnya Dibakar
Dalam menservis alat berat, pemilik showroom dan sparepart harus dibayar terlebih dahulu baru kemudian teknisinya turun ke lokasi.
Biaya yang dibutuhkan sekali merawat rata-rata diatas Rp 10 juta untuk satu alat berat. Hal ini yang membuat Dinas PUPR bingung dalam mencairkan anggarannya.
Baca: Bungkus dengan Plastik Klip Warna Putih, Pemuda Ini Mengaku Dapat Sabu dari Seseorang di Kampar
"Mereka (showroom) harus duit didepan baru mau bekerja turun ke lokasi dan membawa sparepartnya. Padahal sistem kita sebaliknya. Diperbaiki dulu, buat kwitansinya baru dibayar," tambahnya.
Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemda terkait masalah ini. Adapun jenis alat berat yang perlu diservis yakni eskavator long am dua unti, greder dua unit, eskavator biasa tujuh unit, serta beberapa alat yang kecil-kecil lainnya.
"Saya sudah laporkan ini ke pak bupati. Mudah-mudahan ada solusinya," tukas Hasan Tua Tanjung.(*)