Ledakan Meriam Lelo di Kampar
Camat Gunung Sahilan Ungkap Detik-detik Ledakan Meriam Lelo, Suara Teriakan, Serpihan Beterbangan
Tak lama setelah ledakan meriam terdengar lanjut Dedi, terdengar teriakan minta tolong. Minta didatangkan ambulan
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Camat Gunung Sahilan, Dedi Herman membeberkan perihal kronologis peristiwa meledaknya Meriam Lelo di kawasan Istana Darussalam Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan.
Dalam rangka memperingati 1 tahun Raja Gunung Sahilan HMT Nizar Yang Dipertuan Agung, Rabu (9/5/2018) pagi.
Baca: Ledakan Meriam Lelo di Kampar, Kerajaan Gunung Sahilan Siap Bantu Korban
Disebutkan Dedi saat ditemui di RS Syafira Pekanbaru, dimana dia turut mengantarkan para korban untuk mendapatkan perawatan, saat itu ia ikut dalam arak-arakan kerajaan, tepatnya tepat berada di belakang rombongan Raja.
Rutenya dari kantor desa menuju ke Istana Kerajaan.
"Kami kan sama rombongan Raja, sama Pak Kapolres, sama UPIKA. Dari kantor desa menunu Istana. Sampai di sana disambut silat, mau masuk gerbang kerajaan. Bersamaan dibunyikan meriam itu," ujar dia mengisahkan.
Baca: VIDEO: Detik-detik Meriam Lelo Gunung Sahilan Meledak Makan Korban, Warga Histeris
Tak lama setelah ledakan meriam terdengar lanjut Dedi, terdengar teriakan minta tolong. Minta didatangkan ambulance.
Saat itu, jarak antara rombongan kerajaan dengan lokasi peledakan meriam sekitar 30 meter.
"Kira kami ada yang jantungan. Rupanya meriam itu pecah, serpihan itu yang berterbangan melukai masyarakat yang menonton," sambung Dedi.

Kata Dedi, peristiwa meledaknya Meriam Lelo itu menyebabkan ada lima orang korban.
Para korban langsung diselamatkan dan dievakuasi ke Puskesmas Lipat Kain. Satu orang diantaranya diketahui meninggal dunia.
Baca: VIDEO: Meriam Lelo Meledak di Gunung Sahilan Tewaskan 1 Warga dan 4 Luka
Selanjutnya, empat orang korban yang mengalami luka-luka, dirujuk ke RS Syafira Pekanbaru. Mereka langsung ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Saat ditanyai soal acara itu, diterangkan Dedi, acara kebesaran raja semacam itu memang rutin digelar. Minimal sekali setahun.
"Acara kebesaran kerajaan, memang secara adatnya harus dibunyikan, minimal sekali setahun digelar," paparnya.
Sementara itu, soal Meriam Lelo tersebut, merupakan peninggalan kerajaan sudah secara turun-temurun.