Kampar

Benarkah Ada Mitos Pecahnya Meriam Lelo Saat Digunakan, Begini Jawaban Disbudpar Kampar

Mistis dimaksud, mitos pecahnya Lelo adalah sebuah pertanda atau peringatan.‎

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Afrizal
Tribun Pekanbaru/Kolase/Nando
Meriam Lelo Kerajaan Gunung Sahilan yang memakan korban telah menggemparkan Kampar. Belum diketahui pasti penyebab Lelo pecah saat diletuskan dalam acara kerajaan, Rabu (9/5/2018). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG- Pecahnya Meriam Lelo menjadi pembahasan yang hangat di tengah-tengah masyarakat.

Ada kelompok yang berpendapat mistis, ada pula yang mengkajinya dari segi faktor ilmiah.‎

Mistis dimaksud, mitos pecahnya Lelo adalah sebuah pertanda atau peringatan.

Tak jelas dari atau kepada siapa peringatan itu dialamatkan. ‎

Namun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar mengajak masyarakat berpikir logis.

"Walaupun ada yang bilang mistis, kita berpikir logika aja. Lelo itu sudah lama," kata Pelaksana Tugas Kepala Disparbud Kampar, Heri Susanto, Jumat (11/5/2018) pagi.

Baca: Dihadiri Para Tokoh Ulama hingga Artis, Ini Fakta Dibalik Aksi 115

Baca: Mengenal Sosok Napi Teroris Abu Ibrahim asal Pekanbaru, Tewas Bersama 5 Anggota Brimob

Baca: Mahasiswi Ini Nekat Buka Baju saat Sidang Tesis, Terungkap Fakta Sebenarnya

Baca: Gunung Merapi Erupsi Lagi, Warga Radius 5 Km dari Kawah Diharapkan Mengungsi

Ia menguatkan pernyataan Bupati yang menduga Lelo sudah tidak layak pakai lagi.

Menurut Heri, Lelo tersebut adalah peninggalan kerajaan.

Namun ia enggan mengkritik penyelenggara yang menggunakan Lelo kuno itu.

Ia mengatakan, kejadian ini harus menjadi pelajaran ke depan.

Sekretaris Disparbud ini menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merunut kronologis insiden tersebut.

Ia juga meminta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat untuk mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya.

Heri mengaku belum menerima laporan lengkap. Pihaknya baru membaca pemberitaan di media dan mendengar cerita dari berbagai sumber.

"Kita mau turun ke lokasi kemarin. Tapi masyarakat minta jangan dulu. Lagian pecahan Lelo sudah dibawa ke Polres," ujarnya.

Heri mengatakan, kejadian tersebut menjadi perhatian Disparbud.

Ia mengakui, Istana Gunung Sahilan dan barang peninggalan yang ada di dalamnya telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved