Warga Akui Lurah Bandar Raya Pekanbaru Jarang Masuk Kantor, Diduga Ini Penyebabnya
Padahal, kehadiran Lurah tersebut sangat diharapkan masyarakat, terutama untuk keperluan pengurusan administrasi.
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Syafruddin Mirohi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Beberapa warga Payung Sekaki Pekanbaru, mempertanyakan keseriusan kinerja Lurah Bandar Raya Kecamatan Payung Sekaki, Fachruddin Panggabean, yang satu bulan ini jarang masuk kantor.
Padahal, kehadiran Lurah tersebut sangat diharapkan masyarakat, terutama untuk keperluan pengurusan administrasi.
"Iya, saya udah berkali-kali datang ke kantor Lurah ini, Pak Lurahnya selalu tak masuk. Padahal saya ada urusan penting," kata Hana, warga Jalan Harapan Jaya, Payung Sekaki saat ditemui Tribunpekanbaru.com, Jumat (6/7/2018).
Baca: Sabu-sabu dan Ekstasi Bernilai Milyaran Rupiah Dimusnahkan Pakai Blender
Beberapa warga yang ditemui Tribunpekanbaru.com juga mengakui hal tersebut.
Meski urusan selesai dengan staf yang ada di Kantor Lurah, namun untuk teken basah dari Lurah, tak bisa didapatkan.
Informasi yang beredar, Lurah takut masuk kantor karena adanya ancaman dari beberapa pihak.
Terakhir terkait kasus surat tanah SKGR, atas nama Abdul Malik di samping Terminal AKAP.
Saat Tribunpekanbaru.com menghubungi Lurah Fahruddin Panggabean via selularnya, tak berhasil.
Meski nomor HP-nya aktif, namun tak direspon hingga berita ini dirilis.
Baca: Sempat Absen Lawan Persibat 2 Pemain PSPS Dipastikan Ikut Lawan Perserang
Namun pernyataan Lurah Bandar Raya Kecamatan Payung Sekaki, Fachruddin Panggabean sebelumnya, sebulan belakangan dirinya merasa terancam.
Ancaman itu diakuinya datang dari oknum yang memaksa dirinya untuk menandatangani surat keterangan ganti rugi (SKGR), atas nama 18 orang.
"Sampai ada ancaman pembunuhan termasuk kepada keluarga kami," katanya.
Meski begitu, Fachrudin mengatakan bahwa hingga saat ini pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasanya.
"Saya tidak ada di dalam kantor, karena keamanan kami tidak terjamin. Siapa yang mau menjamin keselamatan kami? Untuk apa saya masuk kantor kalau sekarang saya sedang terancam," akunya.