Padang
Abrasi Pantai Nagari Tiku V Jorong, 1 Rumah, 4 Warung dan 8 Sampan Rusak
Abrasi pantai di Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, satu rumah, empat warung dan 8 sampan rusak
lihat foto
Laporan kontributor tribunpadang.com Riki Suardi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengalami abrasi pantai, Rabu (25/7/2018) dini hari sekitar pukul 03.50 WIB.
Baca: Sebulan Menumpuk dan Beraroma Tak Sedap, DLH Dumai Angkut Tumpukan Sampah di TPI Purnama
Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian materil akibat kejadian itu mencapai ratusan juta, karena akibat abrasi tersebut, satu unit rumah dan empat warung milik warga yang ada di pinggir pantai rusak berat.
“Selain itu, juga ada delapan unit sampan milik nelayan hancur diterjang gelombang laut yang naik ke permukaan,” kata Operator Pusdalop BPBD Agam, Lukman Syahputra kepadatribunpadang.com, Rabu sore.
Baca: Inhil Raih Penghargaan Sebagai Kota Layak Anak
Dikatakannya, abrasi pantai di Nagari Tiku V Jorong itu terjadi di dua tempat, yaitu di Jorong Muaro Putuih dan Jorong Pasia Paneh. Untuk panjang abrasinya pun bervariasi dari 1 sampai 3 meter.
Petugas BPBD Agam, sebutnya, telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan Nagari untuk melakukan penanganan pascaabrasi pantai menerjang pemukiman warga di dua jorong yang ada di Nagari Tiku V Jorong tersebut.
Baca: Diam-diam Ahok Tulis Surat Untuk Jokowi, Begini Isinya, Sang Adik Rahasiakan Sosok Dibalik Surat
“Tadi pagi begitu mendapat informasi adanya abrasi pantai, kami langsung berkoordinasi dengan pemerintahan di nagari dan kecamatan. Bahkan, masyarakat yang terdampak sudah kami ungsikan untuk sementara di Kantor Walinagari setempat,” ujarnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Agam, Mhd. Lutfi AR mengatakan bahwa abrasi pantai itu disebabkan karena tingginya gelombang di Samudra Hindia Sumatera bagian Barat. Bahkan ketinggian gelombang yang dipantau oleh BMKG, mencapai 6-7 meter.
Baca: Mobil Tahanan Tabrak 2 Mobil dan Langsung Melarikan Diri, Warga Bilang Mobilnya Ugal-ugalan
Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal di bibir pantai bagian barat Pulau Sumatera, diminta untuk waspada. “Selain masyarakat, kami pun mengimbau agar para nelayan untuk sementara ini tidak pergi melaut, supaya hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi,” katanya.(*)
