Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pekanbaru

Warga Resah Sudah Dua Hari Sampah Menumpuk, DLHK Pekanbaru Ungkap Inilah Penyebabnya

DLHK mengakui sudah mendapat laporan dari warga bahwa ada sampah yang menumpuk dan tidak diangkat. Masalah tersebut karena masalah transisi

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Budi Rahmat
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Sejumlah sampah menumpuk di Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, Selasa (31/7/2018). (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY) 

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menanggapi persoalan keluhan terkait banyaknya tumpukan sampah yang tidak kunjung diangkut petugas , Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Zulfikri, Minggu (19/8/2018) tidak menapik kondisi tersebut. Dirinya mengaku sudah mendapatkan laporan dari anggotanya di lapangan.

Baca: Sempat Terjadi Kejar-kejaran, Polisi di Rohul Berhasil Hentikan Pelaku, Ditemukan Barang Ini

Zulfikri berdalih tumpukan sampah yang tidak kunjung diakut tersebut disebabkan karena saat ini masih dalam masa transisi. Dimana saat ini khusus zona 1, yakni kecamatan Tampan, Payung Sekaki dan Marpoyan Damai, pekerjaan pengangkutan sampah sudah resmi dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Godang Tua Jaya (GTJ). Meski sempat menuai kontroversi namun perusahaan ini ternyata tetap menjadi pememang.

"Saya sudah dapat informasi memang masih banyak tumpukan sampah di beberapa titik. Karena memang sekarang ini kan masih masa transisi, pihak ketiga bari kemarin mulai bekerja. Jadi perlu ada penyesuaian," katanya.

Baca: BNN Pusat dan BNN Provinsi Riau Gagalkan Penyelundupan Ribuan Butir Pil Ekstasi

Pihaknya mengaku tidak ingin terjadi peristiwa lautan sampah yang melanda kota Pekanbaru tahun 2016 lalu terulang kembali. Untuk itu, dirinya kembali mengingatkan kepada pihak ketiga agar tidak main-main dalam persoalan pengangkutan sampah ini. Sebab dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat dan ada didepan mata.

"Saya sudah instruksikan sopir untuk segera mengakut sampah yang menumpuk meskipun belum maksimal," ujarnya.

Menurut keterangan Zulfikri, saat ini pihak pemenang jasa pengangkutan sampah zona I masih melakukan pemetaan. Selain itu, para buruh dan sopir pengangkut sampah yang selama ini bekerja dibawah naungan DLHK terpaksa harus beradaptasi dengan lingkungan kerja baru bersama pihak ketiga.

Baca: 18 Situs Bersejarah Ini Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya, Tak Boleh Diubah Desainnya Apalagi Dirusak

"Karena ini masa transisi dan peralihan kewenangan dari DLHK ke pihak swasta, tentu para sopir ini harus bisa menyesuaikan dengan aturan-aturan baru yang ada di perusahaan itu," katanya.

Seperti diketahui, tumpukan sampah sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru mulai menghantui masyarakat Pekanbaru. Apalagi Kota Pekanbaru pernah gagal dalam hal pengelolaan sampah tahun 2016 lalu. Dimana saat itu terjadi penumpukan sampah disetiap sudut kota akibat aksi mogok kerja ratusan buruh pengangkut sampah yang tidak dibayarkan gajinya oleh PT MIG.

Baca: 3 Korban Jambret Paling Parah di Pekanbaru, Terbaru Alami Koma dan Hilang Ingatan

Pantuan Tribun Minggu (19/8/2018) tumpukan sampah menggungung di sejumlah persimpangan jalan di Jalan Subrantas. Lokasi yang paling parah ada di simpang Jalan Delima dan Putri Tujuh. Sangking parahnya sampah sampai meluber hingga ke badan. Bahkan hampir menutupi separo badan jalan akibat banyaknya sampah yang tidak kunjung diangkut petugas.

Padahal saat itu jam menunjukkan pukul 11.30 Wib. Namun tumpukan sampah masih terlihat berserakan. Tidak hanya di Jalan subrantas, kondisi serupa juga ditemukan di sejumlah ruas jalan di Pekanbaru. Seperti di Jalan SM Amin, Jalan Tuanku Tambusai, Jalan Soekarno Hatta dan beberapa ruas jalan lainya.

Baca: 4 Fakta Aksi Jambret di Pekanbaru yang Akibatkan Cewek Ini Terbaring Koma di Rumah Sakit

Tumpukan sampah juga terlihat menggunung di Jalan Satria, Rejosari Tenayan Raya Pekanbaru. Di lokasi ini sampah memenuhi separo badah jalan dan menumpuk hingga sepanjang lebih kurang 10 meter.

Baca: Kisah Endang Korban Jambret di Pekanbaru yang Koma dan Hilang Ingatan Tak Ingat Anak dan Keluarga

Menurut keterangan warga sekitar, sampah tersebut sudah dua hari tidak diangkut oleh petugas. Sehingga tumpukan sampah semakin banyak dan sudah mulai membuat masyarakat sekitar resah karena aroma bau yang tidak sedap mulai menyeruak.

"Sudah dua hari itu nggak ada diangkut, kami pun heran juga. Baunya menyengat sekali, mau muntah rasanya kalau lewat situ," kata Aminuddin salah seorang warga yang melintas di Jalan Satrian Minggu (12/8/2018). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved