Asian Games 2018
Tanzil Hadid Sudah 10 Tahun Ditempah, Mulai Direkrut di Masjid Sampai Umrohkan Orang Tua
Kisah perjuangan Pedayung Indonesia, Tanzil Hadid sampai berhasil menyumbangkan Emas pada Asian Games 2018, bukanlah gampang.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Kisah perjuangan Pedayung Indonesia, Tanzil Hadid sampai berhasil menyumbangkan Emas pada Asian Games 2018, bukanlah gampang.
Tanzil ditempah selama 10 tahun sampai menjadi atlet yang sukses seperti sekarang.
Mantan Pengurus Podsi Kampar, Repol menceritakan awal kiprah Tanzil di Cabang Olahraga Dayung.
Semuanya berawal dari 2007 sampai 2008 silam ketika Podsi mencari bibit atlet untuk dikirim ke PPLP Riau.
"Untuk Dayung ini, biasanya didominasi dari Kuansing. Waktu itu kita mau ada dari Kampar juga," ujarnya, Sabtu (25/8/2018) malam.
Repol mengatakan, kala itu, Podsi Kampar mencari bibit atlet ke berbagai penjuru Kampar.
Sampai akhirnya terkumpul sebanyak 25 orang. Khusus Tanzil, ia sangat terkesan.
Baca: VIDEO: Tanzil Hadid Disambut Haru Keluarga, Atlet Dayung Riau Peraih Emas Asian Game 2018
Baca: Tak Dampingi Istri Saat Melahirkan, Ini yang Dilakukan Tanzil Hadid Bertemu Anak Pertamanya
Repol dan Tim Podsi Kampar, termasuk Ali Akbar yang sekarang menjabat Ketua Pengkab Kampar, bertemu dengan Tanzil di sebuah Masjid pada hari terakhir perekrutan bibit atlet.
Pertemuan itu di tengah perjalanan dari Kuntu, Kampar Kiri ke Bangkinang.
"Waktu itu, kita Sholat Jum'at di Masjid pas mau pulang dari Kuntu ke Bangkinang. Sesudah Sholat, kita ketemu Tanzil keluar dari Masjid. Kita langsung tawari ikut Dayung," ujar Repol mengisahkan.
Tubuh Tanzil yang tinggi membuat Tim Podsi berpikir untuk merekrutnya. Saat itu, Tanzil masih duduk di bangku Kelas XI SMA Negeri 1 Kampar Kiri. "Waktu itu dia langsung bersedia dan kita kirim ke PPLP," kata pria yang juga Ketua Komisi I DPRD Kampar ini.
PPLP Riau kemudian mengadakan seleksi. Tanzil termasuk 11 orang dari Kampar yang lolos kala itu. Sejak itu, Tanzil terus giat berlatih. "Yang dari Kampar banyak yang mundur. Nggak sanggup," ucap Repol yang ikut menyambut Tanzil di Bandara SSK II, Sabtu (25/8).
Bagi Repol, Tanzil adalah sosok yang pantang menyerah. Semangatnya tinggi. Meski kelanjutan karir di Dayung sempat dipertimbangkan karena kakinya "O"-nya. Namun Tanzil tidak lantas menyerah dan menunjukkan kebolehannya.
"Jadi Tanzil bukan baru kemarin jadi atlet. Dia sudah ditempah 10 tahun sampai bisa seperti sekarang," ungkapnya.
Berbagai kejuaraan dia lakoni. Menurut Repol, Tanzil juga sosok yang berbakti kepada orang tua. Hasil dari jerih payahnya sebagai atlet juga sudah dirasakan orang tua dan keluarganya. "Orang tuanya di-Umrohkan, rumah orang tuanya direnovasi. Sampai beli kebun," ujarnya. (*)