Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kampar

Suami Tewas karena Dituduh Curi Kerbau, Istri Ajukan Tuntutan, Makam Sudah Digali untuk Otopsi

Tewasnya Nasril karena dihakimi massa karena kedapatan mencuri kerbau di Desa Koto Tibun Kecamatan Kampar ternyata berbuntut panjang.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Desain Grafis Tribun Pekanbaru/Didik
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sihombing

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Tewasnya Nasril karena dihakimi massa karena kedapatan mencuri kerbau di Desa Koto Tibun Kecamatan Kampar ternyata berbuntut panjang.

Istri Nasril menuntut pelaku yang menewaskan suaminya ditangkap.

Kepala Kepolisian Sektor Kampar, AKP. Ridwanto mengungkapkan, laporan dibuat oleh istri korban main hakim sendiri itu pada Sabtu (1/9/2018).

"Istrinya yang melapor hari Sabtu itu," katanya singkat saat dihubungi.

Ia langsung menutup pembicaraan lewat sambungan seluler karena sedang berada di rumah sakit.

Baca: BKP SDM Minta Data PNS Pemko Pekanbaru Terlibat Kasus Korupsi ke BKN, Jumlahnya Ada 10 Orang

Sebelumnya, menurut informasi yang beredar, jasad Nasril dimakamkan di Desa Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara.

Pria 45 tahun itu sendiri tinggal bersama istrinya di Desa Sendayan Kecamatan Kampar‎.

Kepala Desa Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara, Yeni Rahman mengatakan, pihak kepolisian sudah membongkar makam Nasril, Rabu (5/9) lalu.

Jasad diotopsi oleh Tim dari RS Bhayangkara Kepolisian Daerah Riau.

"Jadi sebelumnya keluarga datang meminta bantuan dari pemerintah desa untuk dilakukan otopsi," kata Yeni Rahman.

Ia sendiri ikut mengeluarkan jasad korban dari liang lahat.

Baca: FOTO: Jelang CPNS 2018, Jumlah Pemohon Pembuat SKCK di Polresta Pekanbaru Masih Normal

Setahu Yeni Rahman, istri Nasril membuat laporan ke Polsek Kampar setelah suaminya dikebumikan.

Menurut dia, sepupu Nasril sudah membuat surat pernyataan bahwa keluarga tidak akan menuntut. Tapi tidak demikian dengan istrinya.

"Keluarga dari pihak laki-laki sudah membuat pernyataan tidak akan menuntut. Ternyata dari keluarga perempuan mau menuntut," ujar Yeni Rahman.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved