Mengapa Pria Nekat Habisi Istri yang Justru Dicintainya? Mungkinkah Atas Dasar Cinta? Ini Ulasannya
Namun, mengapa FX Ong justru malah membunuh istrinya saat sang istri meminta cerai? Berikut Ulasannya
TRIBUNPEKANBARU.COM - Misteri kematian satu keluarga di Palembang perlahan mulai terungkap oleh polisi.
Salah satunya adalah mengenai alasan Fransiskus Xaverius (FX) Ong (45) tega menghabisi istrinya Margaret Yentin Liana (43), kedua anaknya Rafael Fransiskus (18) dan Kathlyn Fransiskus (11), serta kemudian dirinya sendiri.
FX Ong diduga memiliki wanita idaman lain yang membuat Liana hendak menggugat cerai suaminya tersebut.
Namun, mengapa FX Ong justru malah membunuh istrinya saat sang istri meminta cerai?
Dalam sebuah artikel berjudul "Why Do (Some) Men Murder the Wives They Love?" yang ditulis profesor filsafat Aaron Ben-Zeév Ph.D. yang banyak membahas tentang kompleksitas cinta, dipaparkan bahwa banyak istri yang dibunuh oleh suaminya setelah berencana menggugat cerai suaminya.
Mereka diyakini membunuh sang istri justru karena mencintai istrinya tersebut.

Bagaimana itu bisa terjadi?
Mari kita simak uraiannya berikut ini.
Baca: Kejar Pelaku Hoaks Tito Tersangka KPK, Polisi Kerahkan Semua Kekuatan Multimedia dan Cyber Crime
Baca: Live Streaming Semifinal Prancis Open 2018: Pertandingan Dimulai Pukul 16.00 WIB
Baca: Live Streaming Madura FC Vs Persiraja Liga 2 Pukul 15.30 WIB Sore Ini
Secara global, sekitar 40 persen dari semua wanita yang menjadi korban pembunuhan (dan hanya enam persen dari pria yang menjadi korban pembunuhan) mati di tangan mantan atau pasangan hidup atau kekasih.
Rumah menjadi tempat yang berbahaya bagi wanita (juga untuk anak-anak).
Data lain menunjukkan bahwa hampir semua kasus pembunuhan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap pasangan perempuan mereka terjadi setelah perempuan mengakhiri hubungan atau mengumumkan niatnya untuk melakukannya.
Sementara sebagian besar pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan terhadap pasangan laki-laki mereka adalah reaksi terhadap kekerasan domestik laki-laki yang parah.
Hampir semua pembunuh laki-laki mengklaim bahwa (a) mereka melakukan pembunuhan karena cinta, dan (b) itu adalah hasil dari mencintai terlalu besar.
Ben-Zeévmenerima (a) dan menolak (b).
Pembunuhan terhadap istri tidak mengungkapkan cinta yang mendalam; lebih tepatnya, itu adalah tipe kasar dari model fusi cinta yang problematis.