Kampar
Sering Amblas dan Longsor, Warga Bangkinang Sebut Jalan Lingkar Rusak karena Tambang Pasir
ruas jalan yang rusak tersebut melewati Kompleks Perkantoran Bupati Kampar dan beberapa objek vital lainnya.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: CandraDani
Laporan Wartawan tribunpekanbaru.com Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Kerusakan parah Jalan Lingkar Bangkinang menjadi perbincangan hangat. Sebab, ruas jalan yang rusak tersebut melewati Kompleks Perkantoran Bupati Kampar dan beberapa objek vital lainnya.
Pendapat beragam tentang penyebab rusaknya jalan provinsi itu pun bermunculan.
Ibrahim, warga Bangkinang, mengungkap kerusakan jalan bukan hanya karena dilintasi kendaraan bertonase tinggi.
Sedangkan kelas jalan tidak mampu menahan bobot kendaraan.
Baca: Tawarkan Hasil Curian Kepada Warga di Desa Mondang Kumango, Pelaku Curanmor Ditangkap Polisi
Baca: Pemilih Pada Pemilu 2019 di Kabupaten Rohil Bertambah 18.278 Pemilih
"Jalan yang amblas itu karena ada galian pasir," ungkap Ibrahim, Selasa (13/11/2018).
Jalan amblas yang dimaksud, terletak di Kilometer 7 atau berada tidak jauh dari Objek Wisata Sungai Hijau.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kampar, Yusnizar melaporkan bahwa Jalan Lingkar sudah sangat membahayakan.
Salah satunya di titik yang amblas karena lapisan tanahnya longsor.
Badan jalan retak lalu amblas selebar 1,5 meter.
Baca: Video : 765 Pengendara Terjaring Oprasi zebra 2018 di Rokan Hulu
Baca: Video : 765 Pengendara Terjaring Oprasi zebra 2018 di Rokan Hulu
Ibrahim mengatakan, tebing yang longsor karena pekerja tambang pasir menggali tanah di sisi bawah jalan.
Di sisi bawah jalan dibangun drainase untuk menahan laju pengikisan tanah.
"Waktu itu saya ada bikin parit di situ. Tanah di samping parit itu digali membuat saluran," jelas Ibrahim.
Pemilik galian yang diketahui warga Salo itu membuat saluran material dari bukit. Sehingga pasir lebih mudah didapat.
Ibrahim mengaku, dia bersama warga sudah empat kali melarang aktivitas galian tersebut.
Namun tidak dihiraukan. Ia bahkan sudah mengadu ke Satuan Polisi Pamong Praja untuk menertibkan galian yang diketahuinya tanpa izin tersebut.
"Satpol PP sudah turun ke lokasi. Sudah ditutup, tapi kembali lagi," kata Ibrahim. (*)