Pekanbaru
6 Anak Korban Cabul Oknum Pelatih Dayung Tetap Sekolah, Pemulihan Psikologis Masih Jalan
Sebanyak 6 orang anak diduga korban cabul dari seorang oknum pelatih olahraga dayung masih menjalani proses pemulihan psikologis.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sebanyak 6 orang anak diduga korban cabul dari seorang oknum pelatih olahraga dayung berinisial MY alias Yana (48) masih menjalani proses pemulihan psikologis.
Demikian disampaikan Konselor Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru, Santi saat dihubungi Tribunpekanbaru.com, Selasa (20/11/2018).
"Masih, sedang berjalan untuk pemulihan psikologis anak-anak (korban cabul.red)," ungkapnya.
Baca: UPDATE Kasus Cabul Pelatih Dayung, 6 Orang Remaja yang Jadi Korban Jalani Pemulihan Psikologis
Disebutkan Santi, selama proses konseling berjalan, anak-anak yang terdiri dari 4 orang lelaki dan 2 orang perempuan ini tetap bersekolah seperti biasa.
Mereka semuanya adalah siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru.
"Proses konseling tidak mengganggu waktu sekolah," ujar Santi.
Lanjut dia, dalam penerapan proses pemulihan terhadap trauma pasca menjadi korban cabul ini, tidak ada kendala berarti.
"Hanya saja ada beberapa korban yang tidak memiliki kendaraan sehingga kesulitan untuk datang konseling, sehingga harus menggunakan transport umum," bebernya.
Baca: Cabuli Dua Orang Remaja Putri, Pelatih Dayung Ini juga Cabuli 4 Orang Remaja Laki-laki
Sebelumnya kata Santi, pendampingan terhadap para anak dilakukan pihaknya bersama psikolog.
Para anak yang menjadi korban ini mengaku, awalnya dibujuk rayu oleh pelaku. Seperti diajak nonton bioskop, makan-makan, karaoke, dan diberi uang.
Sebelum akhirnya pelaku melancarkan aksinya, dengan membawa korbannya ke hotel.
"Kita akan intens guna melakukan pemulihan psikologis, yang pasti mereka kan trauma. Terutama korban yang mengalami trauma berat. Sudah kita agendakan, sudah jalan sejak Jumat kemarin, kerjasama dengan psikolog anak dari Dinsos Kota," kata Santi.
Sejauh ini total sudah 6 orang anak yang melapor ke P2TP2A.
Mereka terdiri dari 4 orang laki-laki, serta 2 orang perempuan.