Dumai
Karhutla di Dumai Habiskan 18 Hektar Hutan dan Lahan, Proses Pendinginan Makan Waktu Lama
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Dumai habiskan 18 hektar hutan dan lahan, proses pendinginan makan waktu lama
Penulis: Syahrul | Editor: Nolpitos Hendri
Karhutla di Dumai Habiskan 18 Hektar Hutan dan Lahan, Proses Pendinginan Makan Waktu Lama
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Syahrul Ramadhan
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Dumai habiskan 18 hektar hutan dan lahan, proses pendinginan makan waktu lama.
Proses pendinginan api akibat Karhutla di Kelurahan Bangsal Aceh Kecamatan Sungai Sembilan di Kota Dumai terus berlangsung pada Selasa (19/2/2019).
Luasnya lokasi kebakaran mencapai 18 hektar membuat proses pendinginan memakan waktu hingga berhari-hari.
Baca: KARHUTLA di Riau, Kalaksa BPBD Riau Sebut Bengkalis Juara, Luas Hutan dan Lahan Terbakar 117 Hektar
Baca: KARHUTLA, Polres Bengkalis Tetapkan Satu Orang Tersangka Kebakaran Lahan di Rupat
Baca: KARHUTLA, Seluas 223 Hektar Hutan dan Lahan Terbakar di Bengkalis, BPBD Minta Bantuan Water Bombing
Disampaikan oleh Kepala BPBD Kota Dumai Afrilagan, timnya terus berjibaku sejak pagi hingga petang.

"Selain karena permukaannya gambut, luas lahan yang sudah terbakar menjadi lebih sulit dan makan waktu," kata Afrilagan.
Dia menerangkan, pendinginan di lokasi kebakaran di Jalan Parit Tiga itu sudah dilakukan sejak Senin lalu.
Proses pendinginan juga mengajak sejumlah personil dari TNI, Kepolisian dan Manggala Agni serta masyarakat tempatan.
Afrilagan menerangkan, dibutuhkan banyak orang untuk bisa mendinginkan lahan yang sangat luas tersebut.
"Personil kita juga sudah sangat terbatas. Bahkan, ketika sudah ditambah dengan tim gabungan juga masih sangat kurang karena lahannya luas," ungkap dia.
Untuk mempercepat proses pendinginan, pihaknya membuat embung atau kolam air sebagai sumber air dalam proses pendinginan.
Embung dibuat untuk memperpendek jarak antara sumber air dengan sumber panas di kawasan tersebut.
Baca: KISAH Guru Cantik Bernama Nurlaila Mengajar di Indragiri Hilir, Raih Prestasi Melalui Mengarang Buku
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Duta Lingkungan, Belajar Membuat Pupuk Kompos dari Sampah
Baca: KISAH Cewek Cantik Tinggi Semampai Asal Duri Merantau di Pekanbaru, Kuliah dan Berbisnis Online
"Kalau tak sekalian bikin embung, justru pendinginan tidak bisa cepat," sebutnya.

"Lagipun, embung ini bisa juga untuk dimanfaatkan seterusnya oleh masyarakat atau jika ada kebakaran lagi di daerah sini," tutupnya.