Kisah Muhammad Fayyaz, Penjual Popcorn yang Sukses Bikin Pesawat, Sayapnya dari Karung Goni

Itulah sebuah pesawat terbang ringan buatan seorang pedagang popcorn yang mengundang perhatian AU Pakistan.

Editor: Muhammad Ridho
AFP/ARIF ALI
Fayyaz Muhammad (kanan) dengan antusias menjelaskan kepada warga yang datang ke kediamannya untuk menyaksikan pesawat kecil ciptaannya. (AFP/ARIF ALI) 

Kisah Muhammad Fayyaz, Pedagang Popcorn yang Sukses Bikin Pesawat, Sayapnya dari Karung Goni  

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penggeraknya dari sebuah mesin pemotong, sayapnya dibuat dari karung goni, sementara rodanya menggunakan roda bajaj.

Itulah sebuah pesawat terbang ringan buatan seorang pedagang popcorn yang mengundang perhatian AU Pakistan.

Kisah Muhammad Fayyaz, si penjual popcorn, telah merebut hati jutaan warga Pakistan yang seperti dirinya memiliki akses terbatas ke pendidikan dan berjuang mencari kesempatan.

"Saya benar-benar terbang. Saya tidak merasakan hal lainnya," kata Fayyaz mengenang penerbangan pertamanya.

Dia mengaku, mempelajari cara membangun pesawat terbang dari televisi dan cetak biru yang diperolehnya di internet.

Baca: KAPOLRI Angkat Bicara Terkait Kecurangan Pemilu dan Pilpres 2019, Tito: Harus Ada Pembuktian!

Baca: Masta Oktaviana Sirait, Wanita yang Tewas Usai Digigit Anjing Kesayangan, Akan Menikah Tahun Ini

Sebelumnya, rakyat Pakistan pernah amat bangga dengan kisah seorang ilmuwan yang konon bisa membuat mobil bertenaga air.

Pada 2012, rakyat Pakistan amat bangga dengan kisah itu sebelum akhirnya dibongkar sebagai kebohongan oleh sejumlah ilmuwan.

Namun, Fayyaz menegaskan dia sudah menerbangkan pesawatnya dan bahkan temuannya itu sudah dilirik AU Pakistan.

Dia mengatakan, perwakilan dari AU Pakistan sudah mengunjunginya beberapa kali bahkan bersedia memberikan sertifikat untuk hasil karyanya.

Kini di halaman kediamannya di desa Tabur, Punjab banyak warga yang mengantre untuk melihat pesawat terbang ciptaannya.

Pria berusia 32 tahun itu mengatakan, sejak kecil dia bermimpi untuk bergabung dengan angkatan udara.

Namun, ayahnya meninggal saat Fayyaz masih bersekolah memaksa dia tak melanjutkan pendidikan saat duduk di kelas delapan.

Selanjutnya dia harus bekerja serabutan untuk menafkahi ibu dan lima adik-adiknya.

Meski demikian, hasratnya terhadap dunia penerbangan tak pernah padam.

Fayyaz kemudian menata mimpi baru dan mempertaruhkan semua miliknya untuk membangun pesawat sendiri.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved