Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sanusi Ditangkap KPK, Padahal Dulu Dia Menuding Jokowi Korupsi Waktu saat Jadi Gubernur

Sanusi legislator dari Fraksi Gerindra itu tergolong kritis soal korupsi.

Editor:
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Ketua fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi membantah pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebutkan kalau jam tangannya bermerek Richard Mille seharga Rp 1,4 miliar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi ikut diamankan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (31/3/2016) malam.

Komisi D DPRD DKI Jakarta membidangi pembangunan.

Sanusi legislator dari Fraksi Gerindra itu tergolong kritis soal korupsi.

Saat Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat Gubernur DKI, Sanusi melontar kritik soal korupsi waktu.

Jokowi waktu itu, April 2014 sibuk dengan pencalonan sebagai Presiden RI.

Muhammad Sanusi, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi DKI Jakarta saat itu menilai Joko Widodo sudah tidak efektif lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta lantaran lebih sibuk mengurus pencapresannya.

"Pasti dia (Joko Widodo) sudah tidak fokus, dia kan harus konsentrasi capres yang waktunya sekarang tinggal tiga bulan lagi," ujar Sanusi saat dihubungi, Selasa (15/4/2014).

Menurut Sanusi, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini memang bersih dari kasus korupsi anggaran.

Namun demikian, Sanusi menilai Jokowi melakukan korupsi waktu dengan mementingkan urusan partai ketimbang jabatannya sebagai Gubernur.

"Intinya dia tidak korupsi, tapi waktunya dikorupsi. Sudah korupsi waktu," kata Sanusi yang saat itu menjadi anggota Komisi D DPRD DKI.

Menurutnya, ketika Jokowi cuti, Gubernur DKI tidak bisa mengambil kebijakan strategis.

Di antaranya pengangkatan Sekda, penggantian Kepala Dinas, rekomendasi pansus serta tandatangan Perda.

"Pak wagub juga enggak boleh buat kebijakan yang startegis," ujarnya.

Karena itu, Sanusi meminta Jokowi sebaiknya segera mundur dari jabatannya sebagai Gubernur.

Hal itu menurutnya agar Jokowi bisa fokus merencanakan strategi pemenangan Pilpres.

"Politik itu kan persepsi, supaya persepsi dia tetap baik, makanya mundur aja. Supaya Jakarta tidak digantung. Kalau dia fokus di capres supaya tidak ada yang dirugikan ya mundur aja," kata Sanusi.

Cermin untuk Sanusi

Pernyataan Sanusi saat itu menuai reaksi keras Ketua DPD PDIP Provinsi DKI Jakarta Boy Bernardi Sadikin.

"Suruh dia (Sanusi) beli cermin, kalau enggak ada, nanti saya yang beri cermin," ujar Boy Sadikin di Jalan Teuku Umar Nomor 27, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014).

Boy Sadikin justru menuding Sanusi juga melakukan korupsi waktu.

"Dia sendiri rajin enggak ke DPRD? Tolong sebelum ngomong ke orang luar, coba ngaca ke diri sendiri," kata Boy.

Kamis (31/3/2016) malam, Sanusi ditangkap.

DPP Partai Gerindra sudah menyatakan bakal memecat kader yang tersangkut kasus korupsi.

Bahkan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jumat (1/4/2016) mengatakan, Gerindra tidak akan melindungi ataupun membela Sanusi.

Menurut Dasco, meski sebagai kader Gerindra, perbuatan Sanusi harus dipertanggungjawabkan secara pribadi. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved