Bengkel Modifikasi Motor Jadul di Tenayan Raya Ini Jadi Tempat Belajar Remaja Setempat
Bengkel motor usaha kreatif milik Karang Taruna Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya terus disibukkan dengan banjirnya modifikasi
Penulis: Theo Rizky | Editor: Sesri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ungkapan makin tua makin jadi tampaknya cocok disematkan untuk kondisi kekinian motor klasik, terbukti, semakin banyaknya pengendara peminat motor jadul berdampak langsung terhadap peningkatan permintaan di bengkel modifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren mengendarai motor klasik cukup berkembang, terutama kawula muda, ingin tampil beda merupakan satu pemicu kenapa penikmat motor klasik tak ada habisnya.
Di Kota Pekanbaru, sebuah bengkel motor modifikasi yang merupakan usaha kreatif milik Karang Taruna Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya terus disibukkan dengan banjirnya permintaan modifikasi motor klasik.
Disini, para mekanik dengan kreatifitasnya juga harus memberikan masukan yang baik untuk pemilik kendaraan, karena biasanya motor tua yang baru masuk selalu dibatasi oleh kemampuan mesin yang sudah tidak lagi mumpuni.
Usaha modifikasi bernama Bengkel Mode yang sudah berjalan hingga enam tahun ini juga ikut mendapat perhatian warga setempat sehingga menumbuhkan kembali peminat motor klasik untuk memodifikasi motor dengan berbagai bentuk dan gaya.
Seorang koordinator bengkel bernama Roni menyebutkan, untuk pengerjaan satu unit motor modifikasi biasanya membutuhkan waktu satu hingga dua bulan.
“Untuk harga tergantung jenis modifikasinya, bisa dikisaran Rp 15 sampai 20 juta,” ujar Roni saat ditemui Tribun di bengkelnya, Kamis (12/5/2016).
Dijelaskannya, bagi konsumen yang ingin memodifikasi motor tinggal datang saja ke bengkelnya di Jalan Karya Bakti Pekanbaru.
"Konsumen bisa membawa motor klasiknya seperti Honda CB 100, Honda C 70 atau C 50 atau motor-motor lainnya, nanti tinggal tergantung selera konsumen mau di modif seperti apa motornya, bisa seperti bentuk Harley Davidson maupun bentuk standar,” tambah Roni.
Keberadaan bengkel modifikasi tersebut ternyata bukan hanya murni untuk mencari keuntungan, tanggung jawab terhadap kawasan juga dikedepankan. Sebagai wujud sosial, pengurus bengkel sengaja mempekerjakan sekaligus mengajarkan remaja setempat untuk ikut memajukan bengkel.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Karang Taruna Kelurahan Rejosari, Wide Munadir Rosa, menurutnya, kegiatan modifikasi tersebut adalah salah satu langkah upaya dirinya untuk mengatasi pengangguran di kalangan remaja.
“Di kelurahan ini masih banyak remaja yang menganggur dan ekonomi warga sini juga masih tergolong rendah sehingga banyak anak-anak setempat apabila pulang sekolah belajar ke bengkel, kadang membantu mencuci motor untuk mendapatkan uang jajan tambahan,” kata Wide.
Tidak hanya pemuda setempat, kini bengkel yang dikelola secara profesional itu sudah menerima tiga siswa dari SMK Taman Siswa Payakumbuh, Sumatera Barat untuk magang dan mendapatkan ilmu tentang modifikasi motor.
"kondisi bengkel yang juga sekretariat karang taruna baru-baru ini pernah porak poranda karena angin putting beliung, tapi dengan semangat, kondisi itu tidak menyurutkan niat kawan-kawan pemuda disini untuk berkarya dan berinovasi,” tambah Wide.
Masih menurut Wide, meski sudah mengantongi sejumlah prestasi gemilang namun sangat disayangkan hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta.