Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengungkapan Kecurangan oleh Mantan Relawan dan Bantahan 'Teman Ahok'

Ada lima mantan relawan Teman Ahok yang memberikan testimoni, yakni Paulus Romindi, Richard Sukarno, Dody

Editor:
TRIBUNNEWS / DANY PERMANA
Massa dari Teman Ahok mengumpulkan dukungan melalui petisi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (1/3/2015). Kegiatan yang mengusung tema #GueAhok tersebut menggalang dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta yang sedang menghadapi pertentangan dengan DPRD Jakarta terkait dana APBD. 

(Baca juga: Penjelasan "Teman Ahok" soal Pengakuan PJ Curang Dibayar Rp 500.000 untuk 140 KTP)

Setiap korpos membawahi lima hingga 10 PJ. "Jadi pendapatannya bisa mencapai Rp 5 juta dalam satu bulan," sambung Paulus.

Oleh karena itu, menurut Richard, target dan uang saku yang dijanjikan itu membuatnya dan pengumpul data KTP lainnya berbuat curang.

Sebagian dari mereka yang berbuat curang bertujuan mencapai target dan uang saku.

"Kalau saya jujur. Kami dikejar target. Kami tes dulu. Lolos. Berarti ada pembiaran. Lolos, lolos langsung. Nah mainkan," kata Richard.

Bukan hanya target dan uang saku, masing-masing dari mereka juga diberikan fasilitas gratis, mulai dari printer merk Hawlett-Packard (HP), laptop, hingga ponsel.

Modus KTP "oplosan"

Paulus membeberkan modus dari mengoplos KTP dukungan Teman Ahok. Modus itu semata-mata untuk mencapai target. Menurut Paulus, data KTP dari PJ belum tentu riil semuanya.

"Ini barter KTP. Contohnya, dari Pinang Ranti sudah mengumpulkan 140 bulan Sept 2015. Terus dioper, dibarter ke Kelurahan Kelapa Dua. Naik Go-Jek kek, ketemuan. Kemudian ditukar lagi bulan berikutnya, ke Sukabumi selatan dan Jati," kata Paulus mencontohkan.

Setiap PJ, lanjut Paulus, memiliki bawahan lagi. Bawahan itu yang kemudian bertugas mengumpulkan data KTP untuk Teman Ahok. Permainan tersebut biasanya terjadi hingga di level bawahan PJ.

"Kami pasang kaki-kaki. Gimana caranya? Dari Rp 500.000 itu kami cak (bagi-bagi). Mereka kerjasama dengan oknum lain lah. Caranya seperti itu," ungkap Paulus.

Sampai di Posko Pusat Teman Ahok, risiko KTP ganda, menurut dia, cukup besar. Apalagi, lanjut Paulus, verifikasi KTP ini tidak maksimal.

Dari 140 data KTP, verifikasi dilakukan secara acak dengan menelepon 10 hingga 15 orang."Begitu diangkat positif, masuk. Padahal sisanya belum tentu benar," sambung Paulus.

Tak mengaku curang

Penasaran dengan cerita dari masing-masing mantan PJ Posko, Kompas.com mendatangi satu per satu pemberi testimoni.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved