Sambut Positif Hadirnya Gas Bumi di Pesisir Timur Sumatera
PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) berkomitmen membumikan gas Bumi di Indonesia. Terutama di kawasan potensi industri di poros maritim
Penulis: Fernando | Editor: Muhammad Ridho
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sikumbang
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Gas Bumi kini menjadi satu energi pilihan, guna menunjang beragam aktifitas masyarakat. Termasuk aktifitas industri yang membutuhkan sumber energi efisien dan ramah lingkungan. Sehingga mendorong perekonomian nasional.
PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) berkomitmen membumikan gas Bumi di Indonesia. Satu di antaranya kawasan potensi industri di Pesisir Timur Sumatera seperti Kota Dumai, Provinsi Riau. Hal ini dibuktikan dengan rencana pembangunan infrastruktur pipa gas Duri (Kabupaten Bengkalis)- Kota Dumai.
Rencananya proyek tersebut akan dimulai pada 2017 mendatang. Apalagi pihak PGN memastikan tidak ada kendala dalam proyek pembangunan infrastruktur ini. Hal tersebut mendapat sambutan positif dari kalangan pelaku industri di Kota Dumai.
Terutama perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Pelaku Industri berencana melirik sumber energi gas Bumi sebagai satu energi yang efisien. Namun harus ditawarkan dengan harga kompetitif.
"Bila efisien dan harganya kompetitif, tidak tertutup kemungkinan gas bumi menjadi satu sumber energi di industri kami," ujar GM Wilmar Dumai-Pelintung, Tenang Sembiring kala berbincang dengan Tribun, Senin (31/10) siang.
Tenang menilai rencana PGN membangun infrastruktur pipa gas menjadi angin segar bagi perusahaan pengolah CPO ini. Terutama dalam efisiensi sumber energi pembangkit. Sehingga bisa menggenjot produksi CPO.
Menurut Tenang, pihak Wilmar sudah pernah menjalin komunikasi dengan PGN. Tapi sampai saat ini pihaknya masih menanti seperti apa rencana detil pembangunan infrastruktur Pipa Gas Duri Dumai.
"Kita masih menanti apakah pipa tersebut nantinya bisa dialirkan ke seluruh industri di Kota Dumai," terangnya.
Sementara itu, Pihak PT.Sari Dumai Sejati (SDS) Lubuk Gaung tengah mempertimbangkan penggunaan sumber energi gas Bumi. Maklum selama ini perusahaan pengolah CPO tersebut menggunakan sumber energi Batu Bara dalam operasionalnya. Penggunaan gas Bumi masih dalam kajian tim perusahaan yang tergabung dalam naungan Royal Golden Eagle ini.
"Saat ini kita masih mengunakan Batu Bara sebagai sumber energi pembangkit. Namun yang jelas tim segera mempelajari efisiensi pengggunaan gas Bumi. Sehingga bisa melakukan modifikasi pada sistem operasi nantinya," papar Humas PT.SDS Lubuk Gaung, Kameru Bangun dihubungi terpisah.
Walau demikian, pihak PT.SDS Lubuk Gaung mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pihak PT.PGN. Hal tersebut langsung menjadi bahasan tim kajian. Sehingga tidak tertutup kemungkinan sumber energi PT.SDS juga beralih ke Gas Bumi.
"Bila memang lebih efisien, tentu manajemen berkemungkinan akan beralih menggunakan gas Bumi. Apalagi komunikasi dengan PGN tetap terbuka," ujar pria berkacamata.
Terpisah, dilansir katadata.co.id, Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai sempat menjadi sorotan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. Hal ini sesuai Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No.4975 K/12/MEM/2016 terkait penugasan PT.Pertamina dan PT.PGN untuk membangun dan mengoperasikan pipa gas Bumi Duri-Dumai sepanjang 140 Km berserta infrastrukturnya.
Keputusan ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri khususnya di Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai. Bahkan Pertamina berkolaborasi dengan PGN, khususnya dalam merancang anak usaha di sektor energi.
