Rosti Uli: Perkuat Toleransi untuk Merawat Kebhinekaan Indonesia

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sikap hidup penuh toleransi diyakini menjadi jalan utama untuk merawat kebangsaaan Indonesia yang majemuk dan plural. Toleransi menjadi amat penting karena fakta sosial yang menunjukkan kebhinekaan tersebut merupakan warisan pendiri dan nenek moyang bangsa.

"Mari kita perkuat sikap hidup toleransi dalam menjaga hubungan yang baik antar umat beragama dan antar warga negara. Sebab dengan toleransi maka kita merupakan sesama anak bangsa," kata anggota DPD RI dapil Riau, Rosti Uli Purba dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang digelar Sabtu (26/11/2016) lalu di Pekanbaru.

Hadir sedikitnya 100 peserta sosialisasi yang merupakan mahasiswa UMRI, tokoh masyarakat dan warga Pekanbaru lainnya.

Ia menjelaskan, dalam tensi politik dan sosial keagamaan yang dirasa memanas saat ini, dibutuhkan kedewasaan dalam bersikap setiap warga negara. Kedewasaan sikap tersebut tercermin dengan rasa saling menghormati dan menghargai antar-warga negara.

"Kedewasaan kita dalam menyikapi perbedaan SARA yang terjadi merupakan upaya konkret untuk merawat kebangsaan kita," tegas Rosti Uli.

Menurutnya, nilai-nilai luhur 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika merupakan landasan utama yang memandu perilaku dan sikap warga negara. Menurutnya, empat pilar tersebut menjadi tiang penyangga yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Nilai-nilai 4 pilar ini harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah kunci pokok kita dalam berinteraksi sebagai sesama anak bangsa," tegas Rosti Uli.

Senator perempuan Riau yang dinilai vokal dan peduli ini berharap, dalam konteks Riau yang plural, nilai-nilai 4 pilar diharapkan menjadi pemandu utama untuk menciptakan situasi yang nyaman dan kondusif dalam hidup bermasyarakat. Menurutnya situasi saat ini harus dijaga kondusivitasnya.

"Kita mesti terus jaga kebersamaan sesama anak bangsa di Riau. Puji Tuhan, kita mampu mengembangkan sikap tenggang rasa yang begitu kuat. Konflik sosial sedapat mungkin dapat kita cegah dengan mengembangkan sikap toleran di tengah perbedaan yang ada," kata Rosti Uli. (*)