Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Charta Politika: Program DP 0 Persen Gagal Dongkrak Anies-Sandi

Dalam hasil survei yang dirilis hari ini, pasangan Anies-Sandi kalah dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot

Editor:
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan (kiri), Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kedua dari kiri), Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman (kedua dari kanan), dan calon wakil gubernur DKI Jakarta no urut 3, Sandiaga Uno berfoto bersama usai memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Program uang muka atau downment payment nol persen yang digaungkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan- Sandiaga Uno ternyata tidak mampu mendongkrak elektabilitas pasangan tersebut.

Program tersebut justru dianggap negatif yang kemudian berpengaruh pada elektabilitas keduanya.

"DP 0 persen malah dianggap negatif," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di kantornya, Jakarta, Sabtu (15/4/2017).

Dalam hasil survei yang dirilis hari ini, pasangan Anies-Sandi kalah dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Basuki-Djarot unggul 47,3 persen dibandingkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang memperoleh suara 44,8 persen dari tingkat elektabilitas.

Dari survei tersebut, tingkat elektabilitas pasangan Basuki-Djarot naik dibandingkan pesaingnya yang stagnan. Menurut Yunarto, Anies-Sandi memang kalah dari segi program yang ditawarkan.

"Tidak banyak faktor yang dimiliki Anies sebagai variabel baru yang mendongkrak elektabilitas," kata Yunarto.

Pascakekalahan pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, pasangan Anies-Sandi hanya mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional.

Kontribusi PAN tidak bisa mengimbangi PPP dan PKB yang mendukung pasangan Basuki-Djarot.

"Kemudian saya pikir beberapa blunder yang terbaca dalam sentimen media terkait dengan bagaimana kemudian dikaitkan pemilihan Anis-Sandi dengan pengusiran Djarot di Masjid Attin. Lalu kemudian beberapa kasus yang menerpa Habib Rizieq yang dikaitkan beberapa pihak yang terkait Pilkada dan memberatkan posisi Anies-Sandi," ungkap Yunarto. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved