Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

EKSKLUSIF

Transaksi Pakai Bahasa Isyarat, Imigran Jualan 'Door to Door', Harga Lebih Murah dari Pasaran

Memang diakui Desi, dalam menawarkan barang daganganya, para imigran tersebut masih kesulitan dalam berkomunikasi dengan pembeli.

Editor: Sesri
Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda
Aktivitas imigran di Pekanbaru 

Begitu juga dengan ikan salmon, dia membeli ke pedagang imigran ini seharga Rp 40 ribu per kg. Padahal jika dibeli di pusat perbelanjaan harga ikan salmon tersebut seharga Rp 100 ribu per kg.

"Karena harganya murah dan kualitas barangnya juga oke, kita senang berlanjan dengan imigran. Apalagi barangnya diantar ke rumah, jadi ngak perlu repot-repot lagi kita ke pasar," ujar Desi.

Memang diakui Desi, dalam menawarkan barang daganganya, para imigran tersebut masih kesulitan dalam berkomunikasi dengan pembeli.

Mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Biasanya para imigran ini menggunakan bahasa isyarat.

"Misalnya mau beli cabe, kita tanya harganya berapa, paling dia (imigran) cuma nunjukkan jari tangannya saja. Kalau harganya tiga ribu, dia tujukkan tiga jari tanganya," kata Desi sambil menunjukkan tiga jari tanganya ke keatas.

Menurut keterangan Desi, imigran yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari tersebut karena imigran tersebut selalu mendapatkan pasokan. Sehingga jika tidak dijual khawatir busuk.

"Orang itu (imigran) kan dapat jatah sembako, mungkin nggak habis mereka makan, makanya di jual dari pada busuk," pungkasnya. (smg)

Kurang Pengawasan

Bebasnya imigran yang berada di Pekanbaru untuk beraktivitas seperti masyarakat tempatan dinilai pihak DPRD Riau karena kurangnya pengawasan dari Pemko Pekanbaru.

Wakil Ketua Komisi I DPRD Riau, Taufik Arrakhman mengatakan, pihaknya menilai Pemko Pekanbaru tidak serius dalam menangani masalah tersebut, bahkan terkesan ada pembiaran.

"Ini dikarenakan lemahnya kontrol Pemko Pekanbaru. Kita bukan membatasi, tapi pengontrolan terhadap mereka. Apalagi mereka sampai berjualan sayur keliling atau di pasar kaget seperti warga tempatan. Mereka itu manusia biasa, kalau terjadi gesekan dan konflik nanti baru

susah-susah cari solusi, harusnya diantisipasi dari sekarang," kata Taufik Arrakhman kepada Tribun, Rabu (6/9).

Sebelumnya Wali Kota Pekanbaru Firdaus, telah meminta kepada pihak terkait untuk mengawasi pergerakan para imigran tersebut.

Sebab, terkait masalah imigran menurut Firdaus sudah ada badan khusus dari dunia (IOM) dan kementerian serta lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk mengurusi mereka. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved