Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ziarah Budaya Melayu Champa di Vietnam

Kopi Vietnam yang Panas hanya Berisi Seperempat Gelas

Setelah istirahat beberapa jam di hotel yang terletak di kawasan muslim di Ho Chi Minh City, semua

Editor:
Istimewa
Rombongan dari Riau Husnu Abadi, Tien Marni, Fakhrunnas MA Jabbar, Mosthamir Thalib, Hening Wicara dan Saidul Tombang dan lainnya berfoto di Bandara Tan Son Nath, Vietnam. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, HO CHI MINH CITY - Sepuluh sastrawan dua negara, Indonesia dan Singapura yang tergabung dalam rombongan Ziarah Budaya Melayu Champa-Vietnam, mendarat di Bandara Tan Son Nath, Kamis (21/9/2017) malam. Sastrawan Nik Mansour, tuan rumah menjemput rombongan dengan penuh keramahan. Sejenak saat semua tamu berhimpun, sebuah spanduk selamat datang yang berbahasa Vietnam dan Melayu Champa pun dibentangkan.

Rombongan sastrawan yang melakukan kegiatan ini merupakan Komunitas Bebas Melata 'Tanah Merah' yang sekali setahun berkumpul dalam acara sastra di kawasan Tanah Merah, Singapura. Komunitas ini dikoordinatori oleh novelis Singapura, Anie Din yang selama telah berkorban menggelar pertemuan sastra tahunan itu.

Rombongan dari Riau adalah Husnu Abadi, Tien Marni, Fakhrunnas MA Jabbar, Mosthamir Thalib, Hening Wicara dan Saidul Tombang. Dari Singapura, Bunda Anie Din dan suaminya, Abah. Sedangkan dari Jakarta adalah Bundo Freeharty.

Setelah istirahat beberapa jam di hotel yang terletak di kawasan muslim di Ho Chi Minh City, semua anggota rombongan menaiki sebuah mobil van bertolak menuju Provinsi Panduranga.

Perjalanan yang dimulai pukul 23.00 ini, berlangsung dalam suasana kantuk. Namun supir yang mengendarai kami, seorang warga Vietnam yang cukup berpengalaman.

Lebuh raya yang kami lintasi merupakan jalan lurus yang mulus. Ada beberapa tol yang kami lewati. Suasana jalanan terasa agak sepi karena tak banyak mobil yang lalu lalang. Sekali-sekali ada bus penumpang dan truk-truk yang mengangkut peti kemas berlawanan arah dengan kami.

"Lebuh raya ini melintasi dari arah selatan menuju utara. Perjalanan menuju kawasan Panduranga menghabiskam waktu lebih dari delapan jam. Tapi ruas jalan ini bisa tembus ke daratan China dan memakan waktu kira-kira lima hari," kata Nik Mansour menjelaskan dengan ramah.

Kawasan Panduranga (Provinsi Ninh Thuanh) yang hendak dituju sebenarnya merupakan salah satu kawasan awal adanya penduduk Melayu Champa. Penduduknya sebagian saja beragama Islam.

Memurut Nik Mansour, di masa lalu, nama Champa sempat tak dikehendaki oleh penguasa setempat. Namun sejak PBB mengukuhkan sejumlah situs budaya di kawasan bekas kerajaan Melayu Champa itu, maka keberadaan orang-orang Champa lebih mendapat tempat.

Setelah separuh perjalanan tengah malam itu, rombongan kami berustirahat di sebuah restoran besar. Sebagian kami memesan kopi Vietnam dengan bahasa Inggris yang kurang dipahami pelayan restoran itu.

Terjadilah sesuatu di luar dugaan kami. Ternyata kopi Vietnam yang kami pesan rupanya berwujud kopi hiram yang diberi batu es. Kemudian, Nik yang fasih berbahasa Vietnam itu memesan ulang. Rupanya kopi Vietnam yang panas hanya berisi seperempat gelas saja.

Saat obrolan kami bercerita tentang nasib orang-orang Melayu Champa di negara yang dikuasai oleh pemerintahan kouunis itu, maka Nik mengingatkan jangan menyebut-nyebut kata 'komunis', karena dapat mengundang perhatian orang-orang Vietnam di sekitar kami. Bisa saja ada di antara mereka kaki-tangan pemerintahan yang berkuasa.

Sejak saat itu, kami mulai membatasi diri memperbincangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintahan setempat.

Sekitar pukul 7 pagi hari, Sabtu (23/9/2017) rombongan kami sampai di kawasan Van Ram, Panduranga, Provinsi Ninh Thuanh.

Kegiatan ini diawali pada hari pertama dengan penjemputan kedatangan rombongan dari Indonesia dan Singapura dan beristirahat sejenak di hotel. Malam harinya, rombongan menuju Panduranga (Ninh Thuan Provinsi). (bersambung)

Pengirim: Fakhrunnas MA Jabbar, Sastrawan Riau

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Tabola Bale dan Arah Pembangunan

 

Aspirasi Rakyat di Era Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved