Hidup Sendiri sejak 1984, Ditinggal Anak ke Kanada, Pria Ini Pasang Pengumuman, Begini Bunyinya
Han (85) menulis di pengumuman tersebut bahwa ia bertubuh kuat, bisa memasak, berbelanja, dan merawat diri sendiri.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti | Editor: Pravitri Retno Widyastuti
TRIBUNPEKANBARU.COM -- Seorang pria tua yang putus asa membuat sebuah pengumuman di sebuah panti jompo di Tianjin, Cina utara.
Pengumuman tersebut berisi ia sedang mencari keluarga yang bersedia mengadopsinya.
Dilansir dari Next Shark, Kamis (28/12/2017), pengumuman tersebut ditulis tangan.
Han (85) menulis di pengumuman tersebut bahwa ia bertubuh kuat, bisa memasak, berbelanja, dan merawat diri sendiri.
Tidak lupa Han menambah sebuah catatan yang menyatakan ia tidak memiliki penyakit kronis.

Baca: Temukan Amplop Berisi Cek 2 Miliar, Warga Pekanbaru Ini Malah Kehilangan Rp 15 Juta
Ia juga menuliskan penghasilannya yang didapat setiap bulan sebagai pegawai pensiunan sebuah lenbaga penelitian ilmiah.
Setiap bulannya Han menerima pensiun bulanan sebesar 6.000 yuan atau 12 juta rupiah.
Meski memiliki 2 putra, Han sudah lama hidup sendiri sejak 1984.
Putranya yang pertama pindah ke Kanada pada 2004 lalu.
Sedangkan yang kedua bekerja di sebuah rumah sakit setempat, namun jarang mengunjungi Han.
Keinginan Han untuk mencari keluarga baru bahkan didukung oleh kedua putranya.
Han tidak mau tinggal di panti jompo karena ia tidak ingin meninggal sendirian
Banyak panggilan diterima Han setelah ia memasang pengumumannya.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada orang-orang yang datang menemui.
Cerita Han yang ingin diadopsi ini menjadi cepat menyebar dan viral di Weibo.

Baca: Pikirkan 1000 Kali Jika Ingin Lakukan Aborsi, Begini Siksaan yang Dialami Jabang Bayi!
Baca: Alamak, Tercyduk Lagi! Ayu Ting Ting Garuk Daerah Sensitifnya Saat Live di TV
Banyak yang menyalahkan keluarganya, namun beberapa menganggap hal tersebut bukan masalah besar.
"Aku harap dia bisa memiliki rumah yang hangat dan anak-anaknya sadar."
"Aku tidak akan pernah membiarkan orangtuaku hidup dalam situasi seperti ini."
"Tidak bisa berkata apapun. Orangtua adalah kewajiban anak."
"Kejadian ini akan menjadi biasa saja seiring berjalannya waktu. Menyedihkan."
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)