Pria Ini Tolak BAB Selama 40 Hari, Alasannya Begini! Yang Terjadi Kemudian Ngeri. . .
Gejala umum pada anak-anak dengan sindrom ini adalah sakit perut, menjadi lebih rentan tersinggung, dan nafsu makan yang berkurang.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Buang air besar menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan BAB, secara kesehatan berfungsi mengeluarkan kotoran yang menumpuk dari usus.
Namun, salah satu cerita teraneh di media internasional belakangan ini adalah tentang seorang pria di Inggris yang kukuh tidak buang air besar selama lebih 40 hari.
Dia diduga menyelundupkan narkoba di dalam saluran pencernaannya.
Walaupun terdengar lucu, sebetulnya perilaku ini sangat berbahaya dan bisa berdampak serius bagi kesehatan.
Ian Lustbander, ahli gastroenterologi dari Universitas New York menekankan bahwa kerja usus besar memang mengeluarkan feses dari dalam tubuh.
Jika kotoran tidak dikeluarkan melalui anus, kotoran justru akan tertahan di usus besar dan kian hari, kian mengeras dan menumpuk.
Usus besar kemudian akan mengalami pembengkakan tidak normal yang dinamakan megakolon.
“Langka sekali orang menahan berak terlalu lama. Orang yang konstipasi justru ingin buang air besar tapi tidak bisa.
Baca: Kapten Tim Fiorentina Davide Astori Meninggal Sehari Sebelum Ikat Kontrak Jangka Panjang
Baca: Hujan Deras Tiba-tiba Turun, Begini Kelanjutan Operasi Keselamatan Kamseltibcarlantas Depan Ramayana

Baca: Waw, Ini Pengakuan Nia Ramadhani Soal Kelakuan Mertuanya, Kalau Pengeluarannya?
Baca: Sedih dan Menitikkan Air Mata, Ini Momen Mengharukan Fadli Zon
Kalau orang makan terus tapi tidak berhasil mengeluarkan feses, usus besar akan jadi buntu. Ini bahaya,” ujar Lustbader seperti yang dilansir tribunpekanbaru.com dari Live Science pada Sabtu (3/3/2018).
Lustbader menyebutkan bahwa usus besar yang semakin membengkak bisa pecah.
Selain pecah, dampaknya adalah usus membesar hingga ke tulang rusuk.
Dalam buku Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice, terungkap adanya kasus seorang bocah yang tidak buang air besar selama satu tahun.
Ia rupanya mengidap sindrom retensi feses yang kerap terjadi pada anak-anak dengan pengalaman buruk saat buang air besar.
Dikatakan Lustbader, pasien sindrom retensi feses selalu bereaksi keras ketika tubuh memberikan sinyal untuk buang air besar.
Dia akan mengencangkan otot panggul dan bokong sehingga tinja tidak keluar menyeluruh dari ususnya, yang terdorong keluar hanyalah feses cair dengan jumlah yang sedikit.
Baca: Sedih dan Menitikkan Air Mata, Ini Momen Mengharukan Fadli Zon
Baca: Akui Jalan di Tasik Betung Memprihatinkan, Camat Beri Alasan Mengejutkan Kenapa Belum Bisa Dibangun
Gejala umum pada anak-anak dengan sindrom ini adalah sakit perut, menjadi lebih rentan tersinggung, dan nafsu makan yang berkurang.
Dalam kasus yang kini terjadi di Inggris, pria tersebut ogah memakan apapun agar tidak buang air besar.
Namun, Lustbader berkata bahwa ini hanya solusi sementara yang bisa menyebabkan malnutrisi.
Lalu jika dia benar menelan narkoba, pembungkusnya bisa pecah di dalam usus dan menyebabkan overdosis.
Kalaupun jumlahnya kecil dan bisa diserap tubuh, polisi akan bisa mendeteksi keberadaan narkoba melalui urin.
Selain itu, menahan buang air besar begitu lama juga bisa menganggu mekanisme respons usus.
Baca: Ini Daftar Lengkap Nominasi Piala Oscar 2018, Siapa Jagoanmu?
Baca: Berhenti dari Industri Film Dewasa, Mia Khalifa Beri 6 Pengakuan, Aku Bodoh
“Jika pria tersebut terus-terusan menolak buang air besar, kelak motilitas ususnya akan bermasalah. Ia akan butuh obat pencahar untuk mengaktifkan kembali kerja usus besar,” kata Lustbader.