Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

WWF Ajak Peduli Habitat Harimau untuk Minimalisir Konflik

Organisasi World Wildlife Fund (WWF) Indonesia ikut menyoroti soal permasalahan konflik yang terjadi antara manusia dan harimau

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Budi Rahmat
Penampakan harimau yang diduga serang warga di pelangiran Inhil 

"Setiap orang seharusnya bisa memahami (habitat harimau). Bagaimana bisa bersinergi dan melakukan konteks pembangunan dengan memperhatikan keberadaan harimau," imbuh Soemantri lagi.

Misalnya, memonitoring pergerakan harimau, membuat semacam pemberitahuan agar para pekerja dan masyarakat lebih paham dan tahu jika dia sedang berada di daerah hunian harimau.

Ditegaskan dia, konflik manusia dan harimau bukan kali ini saja terjadi. Bahkan menurut pengalamannya melakukan monitoring sejak tahun 2000 hingga 2005 saja, konflik ini bisa dibilang cukup tinggi.

Baca: Komunitas di Meranti Akan Gelar Rangsang Island Internasional Abrasi Musik Festival

Terjadi di beberapa daerah seperti Dumai, Rohil dan juga Siak.

Untuk itu Soemantri menyatakan, semua pihak terkait hendaknya lebih bijak menyikapi hal ini.

Dengan melihat peristiwa demi peristiwa yang terjadi sebagai sesuatu yang perlu diwaspadai ke depannya dan dicari rumusan strateginya.

Baca: Masih Ada Pensiunan yang Pakai Mobdin, Pemkab Meranti Akan Lakukan Ini

Sementara itu dibeberkan dia, di Riau, kantong-kantong atau habitat harimau tersebar di sejumlah tempat.

Sebagian besar yakni di Swaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, SM Kerumutuan, Hutan Senepis, dan lain-lain.

Saat ditanyai soal populasi Harimau Sumatera, Soemantri mengaku belum bisa memastikan secara rinci berapa jumlah hewan langka yang satu ini sekarang.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved