Stephen Hawking Meninggal Dunia, Berikut 4 Fakta Ilmuwan yang Dikenal Reinkarnasi Galileo`

Meski Stephen Hawking adalah sosok legendaris masa kini, pada masa kecilnya, dia hanya seorang pelajar rata-rata.

Dia hanya rata-rata di bidang akademis, dia juga terbiasa mendapatkan nilai rata-rata dalam ujian.

Namun berkali-kali, Hawking menunjukkan kemampuannya untuk berpikir di luar kotak selama di kelas, yang akhirnya membuat dia disebut 'Albert Einstein'.

Seiring berjalannya waktu, dia membuktikan dirinya sebagai fisikawan yang sempurna dan sekarang dia adalah Profesor Matematika Lucasian ke-17.

Posisinya itu adalah kursi akademis di Universitas Cambridge, posisi yang dipegang oleh Sir Isaac Newton dari tahun 1669 sampai 1702.

Baca: Stephen Hawking Tinggalkan 3 Anak dan 3 Cucu, Teori Lubang Hitamnya Penuh Kontroversi

Baca: Miliki Jumah Anggota Perempuan Terbanyak di Indonesia DPRD Riau Diganjar Penghargaan 

3. Pakai Synthesizer untuk Pidato

Stephen Hawking didiagnosis menderita penyakit motor neuron, sklerosis lateral amyotrophic pada tahun 1963.

Kemudian, ia menjadi benar-benar lumpuh, kehilangan kendali vokal, dan sekarang ia mampu bergerak hanya dengan beberapa jari di satu tangan.

Sejak saat itu, ia menggunakan speech synthesizer untuk berbicara.

Meskipun Hawking berasal dari Inggris, synthesizer suara terkomputerisasi membuatnya berbicara dengan aksen Amerika.

Menariknya, Hawking telah menggunakan perangkat yang sama buatan tahun 1986 selama 31 tahun terakhir.

Hawking sebelumnya telah mengungkapkan bahwa ia tidak ingin mengubah speech synthesizer karena ia belum pernah mendengar suara yang ia suka lebih dari ini.

Baca: Stephen Hawking Meninggal Dunia, 50 Tahun Lebih Hidup dengan Penyakit ALS