Pasokan Gas Terus Masuk, Tapi Pangkalan Ini Tidak Pernah Buka, Warga Curiga, Jangan-jangan. . .

Meski pasokan gas terus masuk, namun Pangkalan gas 3 kg ini tidak pernah buka. Warga pun diliputi kecurigaan.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Budi Rahmat
ist
ilustrasi pangkalan gas elpiji 

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru berjanji akan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya pangkalan yang bermain mata dengan pengecer di wilayah kecamatan Tampan.

Pihaknya akan segera menurunkan petugas untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Baca: Untuk Diketahui, Mulai April 2018 Pengumuman di Bandara SSK II Pekanbaru Gunakan 3 Bahasa

Baca: 90 Menit Mondar-mandir di Jalur Kereta Api, Sepasang Kekasih Ini Pelukan dan Lakukan Hal Tak Terduga

"Tolong kirimkan alamat lengkapnya, nanti akan kita selidiki," kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Disperindag Kota Pekanbaru, Juarman kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (30/3/2018).

Jika terbukti ada pangkalan yang bermain dengan pengecer seperti yang dikeluhkan masyarakat, maka pihaknya siap untuk memberikan saksi tegas.

"Begitu juga dengan pangkalan yang selalu tutup tapi pasokanya ada. Ini akan kita telusuri, apa penyebabnya kok tutup," katanya.

Baca: Gadis Kelas 6 SD ini Miliki Tubuh yang Tidak Wajar, Begini Analisa Pihak Puskesmas

Sebelumnya, Disperindag Kota Pekanbaru memberikan sanksi berupa surat peringatan kepala pemilik pangkalan gas elpiji di Jalan Safari, Labuh Baru Barat, Kecamatan, Payung Sekaki.

Pangkalan ini sebelumnya dilaporkan warga karena sudah tiga bulan tidak melayani pembelian gas terhadap warga sekitar.

Sanksi peringatan ini diberikan untuk memberikan efek jera agar perbuatan serupa tidak diulangi kembali.

Sebab jika masih terbukti melanggar sanksi berat sampai Pemutusan Hubungan Usaha (PHU), bisa diberlakukan.

Pemilik pangkalan gas LPG tigakilogram yang ada di Pekanbaru diminta untuk menjalankan distribusi sesuai aturan yang berlaku.

Baca: 27 Merk Ikan Kaleng Mengandung Cacing, Apa Langkah Pemkab Kampar Agar Pedagang Tak Rugi?

Seperti diketahui, Pangkalan gas elpiji 3 kilogram yang berada di Jalan Swa Karya dan Suka Karya, Kecamatan Tampan banyak dikeluhkan warga.

Pasalnya pangkalan yang ada di wilayah ini diduga main mata dengan para pengecer.

Pantuan Tribunpekanbaru.com di sepanjang Jalan Suka Karya atau yang biasa dikenal dengan sebutan Jalan Kualu ini begitu mudah menemukan para pengejer gas elpiji 3 kilogram.

Mereka memajang gas bersubsudi ini didepan tempat usaha.

Ada yang dipajang di depan bengkel sepeda motor, kedai harian, bahkan sampai tukang jahit pun ikut mengecer gas melon ini.

Padahal, gas bersubsidi ini tidak boleh dijual ditingkat pengecer.

Gas tabung 3 kilogram hanya boleh dijual sampai ditingkat pangkalan saja.

Harga ditingkat pengecer pun ternyata juga jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.

Saat ini HET gas tabung 3 kilogram Rp 18 ribu.

Baca: 4 Ekor Sapi Hilang dalam Semalam, Warga Lubukdalam Heboh, Diduga Pelaku Lihai

Namun para pengecer ini ada yang menjual hingga Rp 35 ribu per tabung.

"Kami ambil dipangkalan Rp 22 ribu bang. Bayar upah tukang antar jemputnya Rp 5 ribu. Sampai disini kami jual Rp 35 ribu," kata salah seorang pemilik kedai barang harian di Jalan Kualu, Panam, Jumat (30/3/2018).

Kekesalan warga sebenarnya bukan ditujukan kepada pengecer, namun kepada pangkalan yang menjual gas bersubsidi tersebut ke pengecer.

Sebab pemilik pangkalan banyak yang tidak melayani warga, namun lebih memprioritaskan para pengecer.

Selain harganya yang tinggi diatas HET, menjual ke pengecer juga tidak repot.

Karena biasanya pengecer membelinya dalam jumlah banyak.

"Itu yang membuat kami kesal. Bahkan ada pangkalan yang tidak pernah buka. Padahal pasokan dari agen masuk terus," kata salah seorang warga Jalan Sua Karya.

Pangkalan yang dimaksud adalah pangkalan gas elpiji 3 kilogram yang berada di Jalan Suka Karya tidak jauh dari sekolah SD.

Baca: Makan di Emperan, Pria Ini Direndahkan Orang yang Lewat, Kisahnya Viral

Pangkalan tersebut diduga kuat menjual gasnya ke pengecer.

Sebab pangkalan ini jarang buka.

"Warga sini sudah tau semua lah, yang punya pangkalan itu jual gasnya ke pengecer, ke kedai-kedai, atau ke pelaku usaha. Kalau warga mana dilayani," ujarnya.

Warga setempat meminta kepada dinas terkait, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru untuk mengambil langkah tegas terhadap pangkalan nakal yang bermain mata dengan para pengecer.

"Jangan hanya ditegur saja. Pangkalan seperti ini ditutup saja. Jangan dikasih izin bukan lagi. Buat apa ada pangkalan kalau tidak pernah buka dan gasnya tidak dijual ke masyarakat," kata warga ini kesal. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved