Padang
Usai Temui Kemenag Sumbar, Dirut BMP: Insya Allah Kita Bertanggung Jawab
Dirut BMP menyebutkan akan bertanggungjawab atas semua permasalahan yang dihadapi oleh jemaah umroh. itu setelah bertemu dengan Kemenag
Laporan Riki Suardi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Dirut PT Bumi Minang Pertiwi (BMP) Tour Travel, Edi Kurniawan, akhirnya menempati janjinya dengan memenuhui panggilan Kemenang Sumbar, terkait adanya jamaah umrah yang diterlantarkan di tanah suci Mekkah dan Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (1/4/2018).
Usai memenuhui panggilan tersebut, kepada wartawan, Edi Kurniawan mengaku bertanggungjawab dan akan menyelesaikan semua persoalan yang dialami jamaah maupun calon jamaah umrah yang batal berangkat ke tanah suci Mekkah.
Baca: Tradisi Ceng Beng, Bukti Bhakti Warga Tionghoa pada Leluhur
"Insya Allah kita bertanggung jawab. Sekarang ini kita tengah mereschedule (menjadwal ulang) keberangkatan calon jamaah. Rencananya April ini, tapi kami undur pada Oktober hingga Desember nanti," kata Edi kepada wartawan di Kantor Kemenag Sumbar, Minggu.
Dijelaskannya, sejak Sabtu kemarin sudah ada jamaah yang dipulangkan ke Indonesia, dan hari ini juga ada jamaah yang masih di Arab Saudi dan mereka tengah menjalankan ibadah umrah.
"Mereka juga akan dipulangkan sesuai jadwal yang ditentukan," ujarnya.
Baca: Dituduh Mau Kudeta, Prabowo: Saya Sudah 3 Kali Ikut Pemilu, Bukti Kesetiaan ke Sistem Demokrasi
Adanya jamaah yang terlantar dan gagal berangkat ke Tanah Suci, jelas Edi, awal mulanya terjadi di Kuala Lumpur.
Di sana, ada enam group yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Namun jelang keberangkatan, ternyata ada permasalahan tiket conform dan itu sudah disampaikan kepada jamaah.
Akibatnya, mereka dipulangkan ke Indonesia karena tiketnya hangus.
Namun demikian, keberangkatannya ke Tanah Suci akan diatur ulang.
Sedangkan jamaah di Arab Saudi yang diinformasikan terlantar, itu tidak benar.
Sebab, sudah ada tim di sana yang merecovery.
Baca: GAGAL PAHAM, 35 Tiang Listrik Ini Berdiri Nyaris di Tengah Jalan, Kok Bisa. . .
"Terkait hotel yang ditempati jamaah di Tanah Suci yang tidak dibayar, itu terjadi karena ada paimen yang kami bayar secara bertahap. Sedangkan adanya jamaah yang tidak diberi makan, karena kateringnya bermasalah. Namun sudah diatasi oleh tim kami di sana," beber Edi.
Kemudian ketika ditanya kemungkinan adanya calon jamaah yang membatalkan keberangkatannya dan meminta uang dikembalikan, Edi menyebut bahwa pihaknya akan mencarikan jalan keluar. Sebab, pihaknya komit untuk kembali memberangkatkan jamaah yang gagal berangkat ke tanah suci.
"Kalau ada yang minta uang dikembalikan, kita tampung dulu dan kita sampaikan ke jamaah agar tidak risau. Insya Allah kita bertanggung jawab penuh. Kita sekarang akan fokus merecovery pemberangkatkan ulang jamaah," bebernya.
"Kita sudah deposit dan cukup untuk memberangkatkan jamaah yang batal berangkat. Kita juga sudah dapatkan gambaran adanya mitra yang bekerjasama dengan kita untuk memberangkatkan ulang jamaah," sambung Edi.
Terkait adanya laporan dari PT Rindu Baitullah ke Polresta Padang yang mengatakan bahwa 91 jamaahnya tidak jadi diberangkatkan dan terlantar di Malaysia, Edi pun menuturkan bahwa sudah ada mediasi yang dilakukan dan ia berharap pihak Rindu Baitullah mencabut laporannya.
Baca: Takut Ditembak Mati Polisi, Mahasiswa Pembunuh Driver Gocar Menyerahkan Diri, Sempat Jadi Buron
"Rindu Baitullah salah satu mitra kami dan kami sudah bertemu untuk mediasi. Mudah-mudahan dia bisa mencabut laporannya ke polisi, supaya saya bisa lebih fokus untuk mengatur ulang keberangkatan calon jamaah ke Tanah Suci," ungkap Edi.
Sementara itu, Kepala Kemenag Sumbar, Hendri menyebut bahwa dari hasil klarifikasi, pihak PT BMP punya niat baik untuk menyelesaikan masalahnya, dan mereka sudah mengambil langkah-langkah untuk memulangkan jamaah, serta memberangkatkan ulang calon jamaah ke Tanah Suci.
Baca: Pernah Pijat Pak Jokowi, Segini Tarif yang Diterima Wanita Berbaju Ungu, Bikin Senyum Jadi Lebar!
"Jamaah yang batal berangkat akan di reschedule oleh BMP dengan kerjasama mitra-mitraya. Kemudian soal hasil klarifikasi dari pihak BMP, itu kami pajari dulu. Nah, dari sana baru kita ambil kesimpulan. Kalau sekarang disimpulkan tentu tidak pas. BMP ini resmi dan punya izin hingga 2020," katanya.(*)
