Rahasiakan Keberangkatan Presiden Soeharto Blusukan Berbekal Nasi Teri dan Kering Tempe
Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Perjalanan rahasia itu berlangsung selama dua pekan.
Hanya Try, dan Paspampres Kolonel Munawar, Komandan Pengawal, satu ajudan, Dokter Mardjono, dan mekanik Pak Biyanto yang mengurus kendaraan yang turut serta dalam perjalanan itu.
Di luar rombongan ini, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.
Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Pada saat itu, Indonesia memasuki tahap Pelita II.
Pak Harto merasa harus turun langsung memantau program-program pemerintah dilaksanakan.
Dengan melakukan perjalanan rahasia seperti ini, Pak Harto bisa melihat kondisi desa apa adanya dan mendapat masukan langsung dari masyarakat.
Baca: Saat di Eropa Kapal Selam Indonesia Ini Bikin Berang Angkatan Laut Prancis
Baca: Rakyat Suriah Merana, Negara Mereka Dijadikan Ajang Uji Coba Rudal Rudal Maut Amerika dan Sekutunya
Baca: Satu Psikopat dan Satunya Lagi Penuh Empati, Ini Kisah Kembar Siam yang Memilukan
“Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri dan kering tempe. Benar-benar prihatin saat itu,” tutur Try.
Meski pejalanan itu berusaha ditutup rapat, kedatangan presiden ke suatu desa akhirnya bocor juga hingga sampai ke telinga pejabat setempat.
Para pejabat daerah pun geger hingga memarahi Try Sutrsino karena merasa tidak diberi kesempatan untuk menyambut presiden.
Try tidak bisa berbuat banyak karena perjalanan ini adalah kemauan Pak Harto.
Try yang kemudian hari menjadi Wakil Presiden ini pun melihat Pak Harto terlihat begitu menikmati perjalanan keluar masuk desa.