Ramadan 1439H
Cara Membuat Nata De Coco di Rumah,Menu Segar dan Nikmat untuk Buka Puasa Nih
Nata de coco ialah bahan padat seperti agar-agar tapi lebih kenya) atau kolang-kaling (tapi lebih lembek sedikit), berwarna putih transparan
Sementara mengisikan nata ke dalam botol ini, panci pressure cooker(sudah tentu yang besar) sudah harus diisi dengan air dan dipanaskan di atas api, sampai air ini mendidih. Barulah ia siap diisi dengan botol yang sudah selesai ditutup.
Panci itu mempunyai semacam sarangan atau rak untuk menaruh botol. Air mendidih harus merendam botol di atas rak ini sama sekali, sampai permukaannya berimpit dengan permukaan tutup botol.
Setelah panci pressure cooker ditutup rapat, ia dipanaskan lagi sampai air di dalamnya mendidih (lagi), dengan ventil udara tetap dibiarkan terbuka. Tanda bahwa air sudah mendidih ialah ada asapnya yang keluar melalui lubang ventil yang dibiarkan terbuka ini.
Asap dibiarkan mendesis ke luar dulu selama 5-10 menit. Kemudian ventil boleh ditutup.
Maka, tekanan uap dalam panci itu akan naik sampai menaikkan suhu pula, yang bisa dibaca pada thermometer yang terpasang. Kalau suhu sudah mencapai 120° C, maka mulai saat itu kita harus menghitung masa penggodokan 30 menit.
Habis itu, penggodokan dihentikan (panci diangkat dari api), dan semuanya dibiarkan mendingin kembali secara wajar. Kalau suhu sudah turun normal lagi (38° C), barulah ventil dibuka. Kalau sudah tidak mendesis lagi, barulah tutup panci boleh dibuka.
Mengapa harus menunggu? Tidak lain karena kalau pressure cooker dibuka ketika suhu (dan tekanan) di dalamnya masih tinggi, maka perbedaan yang masih besar antara tekanan dalam botol selai dan tekanan udara di luarnya, bisa menekan tutup botol (yang kurang rapat) sampai lepas. Semuanya terbuang sia-sia.
Untuk menguji, apakah tutup botol masih rapat, botol yang sudah diambil dari panci pressure cooker yang dibiarkan mendingin secara wajar itu ditaruh terbalik di atas meja datar selama satu malam.
Kalau ada air yang meleleh dari botol, itu berarti penutupnya kurang rapat. Hanya botol yang jelas tidak bocor saja yang boleh kita jual setelah diberi label yang bagus. Atau disimpan untuk keperluan sendiri di kemudian hari. Lainnya dimakan segera saja (isinya).
Dibiakkan dalam nenas
Membuat nata de coco sebanyak delapan puluh botol selai (setiap hari) memang bukan pekerjaan sambilan, tapi usaha industri kecil yang sungguh-sungguh.
Bagaimana kalau kita sebagai ibu rumah tangga kecil-kecilan ingin juga membuat nata secara kecil-kecilan tapi tidak usah rumit seperti industri kecil? Hasilnya hanya untuk dihidangkan pada arisan bulanan rukun tetangga, misalnya.
Atau untuk santapan sehari-hari yang hanya perlu sedikit saja (sebagai 'obat kepingin')?
Untuk itu, boleh saja kita menggarap air kelapa hanya sebanyak delapan gelas. Jumlah ini hanya memerlukan gula pasir sebanyak 6 sendok makan saja, dan 6 sendok teh cuka 5%.
Esok harinya, kita meramu dan mengolah bahan sejumlah itu pula. Kalau setiap hari kita membuat ramuan nata serupa, maka setelah 12-15 hari kita bisa panen nata. Dan pada hari berikutnya. bisa panen lagi setiap hari, selama kita tidak lupa meramu setiap hari juga.
Hanya repotnya, kita perlu wadah yang bukan main banyaknya, dan diberi label bertanggal yang cermat supaya tidak kacau.
Starter biang bakteri yang dipakai bisa dibeli pada Pusbangtepa (Pusat Pengembangan Teknologi. Pangan), Kampus IPB Dermaga, Kotakpos 122 Bogor.
Tapi supaya tidak berkali-kali menghadap ke Pusbangtepa, starter yang kita peroleh itu sebaiknya dibiakkan sendiri sebagian, dalam parutan buah nanas yang sudah masak. Pembiakan perlu waktu ± dua minggu.
Setiap kali hendak membuat nata de coco dari delapan gelas air kelapa itu, kita hanya perlu menyediakan setengah gelas parutan buah nenas hasil pemeraman dua minggu ini saja.
Pengerjaan bahan itu menjadi nata, selanjutnya sama saja dengan cara yang sudah diutarakan di muka. Yaitu setelah direbus dan dicampuri gula dan cuka, ditulari bakteri dari nanas.
Pembuatan Nata de coco

Air kelapa 'rumahan' ini juga perlu dituang ke dalam wadah fermentasi (panci kecil saja) dan didiamkan selama 12-15 hari, lengkap dengan tutup kain seperlunya.
Hasilnya juga dicuci dan dipotong kecil-kecil, lalu.direbus sebentar sebelum digulai supaya manis. Hanya saja, hasil yang sudah berupa irisan dadu manis ini tidak usah dibotolkan, tapi langsung saja dimasukkan ke dalam fruit bowl, 'cocktail' buah, atau lainnya, yang diprogramkan sebagai pencuci mulut.
(Ditulis oleh Slamet Soeseno. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 1984)