Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mantan Al Qaeda Ini Sebut 4 Ciri Calon Teroris, 'Orang Eksakta lebih mudah terpapar paham radikal'

Mantan teroris Al Qaeda, Sofyan Tsauri yang juga seorang mantan anggota Brimob Polri mengungkapkan pandangannya mengenai hal ini.

HO/Polda Jawa Timur
Polisi mengungkap pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Minggu (13/5/2018) adalah satu keluarga, yakni Dita Supriyanto (47), sebagai ayah, dan Puji Kuswati (43), istrinya, serta empat anak-anak mereka. 

TRIBUNPEKANBARU.COM Kehidupan para teroris kini menjadi salah satu topik yang ramai dibicarakan.

Apalagi setelah terjadi kasus bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) lalu.

Bom bunuh diri itu membuat masyarakat kaget karena kembali dilakukan di gereja dan markas polisi.

Tak hanya itu saja.

Bom bunuh diri itu juga dilakukan oleh 2 keluarga dan melibatkan wanita serta anak-anak.

Keluarga yang terlibat pun sehari-harinya dikenal normal, akrab dengan tetangga dan hidup berkecukupan.

Akibatnya, stigma bahwa sosok teroris haruslah laki-laki, tidak bisa bergaul dan hidup berkekurangan pun kini dipatahkan dengan adanya kejadian ini.

Lalu bagaimana kita bisa mengenali individu yang mungkin berpotensi menjadi teroris di sekitar kita?

Mantan teroris Al Qaeda, Sofyan Tsauri yang juga seorang mantan anggota Brimob Polri mengungkapkan pandangannya mengenai hal ini.

Dalam acara Pagi-Pagi Pasti Happy edisi 18 Mei 2018, Sofyan menjelaskan beberapa ciri individu yang patut diwaspadai.

Baca: Ngaku Pergi Mancing tapi Bawa Tali Putih, Pekerja di Dumai Bikin Geger 2 Jam Tak Balik ke Barak

Baca: Mbah Mijan Masih Bujang? Postingan Ini Buat Netter Geger, Patah Hati Sealam Ghaib

Baca: Pimpinan JAD Indonesia Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati

Baca: Datang ke Palembang, 2 Terduga Teroris Ini Mau Bayar Utang ke Dosen

Baca: Sempat Janji Akan Ada 2 Tahap Mutasi Lagi, Begini Kabar Terbaru dari Bupati Pelalawan 

Mantan Teroris Alqaeda
Mantan Teroris Alqaeda ()

Baca: Wow, THR dan Gaji ke-13 Segera Cair, Ada Tambahan Tunjangan Khusus!

Baca: Driver Ojol Terduga Teroris Rajin Pengajian, Permintaan Ustazah Buat Heran Ibunya, Begini Alasannya

Baca: Awalnya Jadi Idola, Sosok Cowok Ganteng Ini Ternyata Terduga Teroris Anggota JAD

1. Tidak bisa dinilai dari segi fisik

Menurut Sofyan, teroris tidak bisa dinilai dari segi fisik.

Apabila masyarakat terus menilai dari segi fisik, maka akan muncul persekusi dan kegaduhan di Indonesia.

2. Tidak mau sholat di masjid

Salah satu keanehan para calon teroris adalah tidak mau sholat di masjid.

Padahal di satu sisi, mereka berbicara tentang kebenaran dan keIslaman.

"Kita bisa tanya sama dia.

Kenapa tidak mau sholat di masjid? Nanti dia akan menjawab.

Masjidnya imamnya tidak jelas aqidahnya.

Masjidnya banyak bida'ahnya," ujar Sofyan.

Bagi Sofyan, kata-kata itu menjadi indikasi bahwa orang tersebut belajar agama namun malah membenci lingkungan.

Baca: Widih. . . Nikita Mirzani Bangun Rumah Mewah Tiga Lantai, Ada Lift Hingga Salon

Baca: Melihat Gubuk Milik Terduga Teroris, Ngaku Latihan Silat hingga Warga Lihat Mobil Putih Masuk

Baca: Waspada Dehidrasi Selama Ramadan. Suhu di Riau Bisa Capai 35 Derajat Celcius. Lakukan Tips Ini

Baca: Selain Tak Dianjurkan Rasul, Bahaya Stroke Ternyata Mengintai Bila Langsung Tidur Habis Sahur

Baca: Mudah dan Cepat Disajikan Saat Berbuka Puasa, Intip Bahan dan Cara Buat Bubur Candil Hijau

3. Pelit menjawab salam

 Sofyan menuturkan, sosok yang sudah terpapar paham radikal biasanya pelit menjawab salam.

Apalagi terhadap orang yang menurut mereka tidak diketahui agama dan pemikirannya.

Mereka juga akan melepaskan diri dan menjauh apabila pandangannya tidak sama dengan orang yang diajak berdiskusi.

"Biasanya orang seperti itu kita tanya, 'Assalamualaikum!' Dia tidak mau menjawab salam kita.

Karena dia sudah nggak suka.

Padahal menjawab salam itu wajib," kata Sofyan.

Baca: Alami Mimpi Basah di Bulan Puasa. Mandi Junub Dulu atau Langsung Santap Sahur?

Baca: Dikirimi Teman Uang Rp 40 Juta Lewat Rekening, Mahasiswa di Pekanbaru Divonis 1 Tahun Penjara 

Baca: Ingat Kejadian Pembantaian Beruang yang Dagingnya Direndang, Ada Kabar Terbaru dari BBKSDA 

4. Profesi yang mudah terpapar paham radikal

Berdasarkan kajian, Sofyan mengatakan bahwa orang eksakta lebih mudah terpapar paham radikal daripada orang dari ilmu sosial.

"Penyanyi, penulis, sastra itu lebih mempunyai daya imunitas terhadap pemikiran-pemikiran radikal," katanya.

Sofyan mencontohkan bahwa polisi seperti dirinya sekalipun bisa terkena paham radikal.

Selain dari kalangan tersebut, Sofyan juga membenarkan bahwa paham radikal sudah masuk ke kampus-kampus.

Baca: Dahsyatnya Kotoran Hewan Ini, Ikan Pun Dibuat Mati. . .

Baca: Asus ZenFone 5 dan ZenFone 5Z Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya

Baca: Gandakan Uang Rp 30 Biar Jadi Rp 2,5 Miliar, Pria Ini Diberi Kardus, Pas Dibuka Isinya Tak Terduga

Dari doktrin yang disebarkan di kampus, muncullah bibit-bibit yang bisa menjadi teroris suatu saat nanti.

"Kita lihat gejala-gejala ini banyak ya. Di kampus-kampus. Mereka banyak mendoktrin. Doktrin ini bukan dalil. Kadang mereka intoleran terhadap pendapat-pendapat yang lain. Inilah sifat dasarnya. Tanpa sadar, mereka menjadi teroris," kata Sofyan.

Simak video selengkapnya di sini:

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved