Angkat Korban KM Sinar Bangun dari Dasar Danau Toba, KNKT Datangkan Robot dari Singapura
Robot ini mampu masuk hingga kedalaman 2.000 meter. Robot ini akan bekerja mengkait mayat dengan tali.
Lebih lanjut, Tim SAR juga meminta doa restu dari masyarakat agar bangkai KM Sinar Bangun bisa secepatnya diangkat. Karena tim SAR masih bekerja, Kita semua juga harus berdoa agar bisa menyelesaikan tugas-tugas kami dengan baik.
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto memastikan gambar jenazah yang terekam robot Remotely Operated Vehicle (ROV) merupakan korban KM Sinar Bangun.
Ia memastikan tali, kursi, dan sepeda motor yang terekam merupakan milik KM Sinar Bangun.
"Yang kemarin kita temukan kan jelas. Sudah kita lihat dengan jelas. Saya sudah melihat di monitor itu. Hari ini kita lanjutkan lagi. Sekarang kita memikirkan cara menariknya dan evakuasi. Saya mohon doa restu dari seluruh masyarakat,"ujarnya sebelum melakukan operasi di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.
"Ada delapan sampai 10 yang kelihatan. ROV melihat hanya sampai 2 meter saja. Kalau kapal hitam saja tapi tali-talinya jelas. Kalau kapalnya tak pecah tapi utuh. Bahwa ROV jarak pandang 2 meter. Harus dekat sekali,"tambahnya.
Nugroho mengungkapkan posisi jenazah berada di kedalaman 455 meter.
Baca: Ini Penampakan ROV, Robot Air yang Diturunkan ke Danau Toba Cari Kapal Sinar Bangun

Nugroho juga menerima bantuan lembaga mana saja yang ikut memberikan ide untuk mengkait jenazah.
"Jenazah terpisah dari kapal. Intinya kita angkat jenazah dulu. Kita meminta bantuan dari lembaga lain. Kalau ada generasi muda yang memberikan ide, silakan,"katanya.
Saat disinggung tentang mayat yang tidak mengapung seperti di dalam gambar, Nugroho menilai suhu yang dingin di dasar danau membuat tidak mengapung.
"Suhu dingin. Pembusukan butuh waktu yang lama, sehingga gak naik ke atas,"pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI, Muhammad Syaugi juga mengaku masih mencari cara mengangkat jasad korban.
Baca: Ditertawakan Pakai Pelampung, Cerita Penumpang Selamat Sebelum KM Sinar Bangun Tenggelam
"Kita belum punya alat untuk mengangkat dari kedalaman 450 meter. Saya sudah tanya ke rekan-rekan saya tentang kejadian serupa, tapi objeknya kurang-lebih 100 meter di dalam air. Seperti contoh kejadian AirAsia, 40 meter bisa diselami. (KM Sinar Bangun) ini tidak bisa. Kita masih memikirkan ini," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI, Muhammad Syaugi.
Selain itu, Syaugi juga mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah motor, tali-tali, jasad-jasad korban, hingga kursi-kursi kapal. Ia berterima kasih atas bantuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki remotely operated vehicle (ROV) yang mampu bergerak hingga kedalaman 1.000 meter.
"Kemarin siang Allah beri petunjuk, kami bisa melihat suspect-suspect itu. Memang kita belum melihat tulisan Sinar Bangun itu. Tetapi, indikasi itu sangat menuju ke situ ( KM Sinar Bangun)," kata dia.
"Kan, dari kemarin saya tampilkan beberapa foto yang tidak terlalu vulgar ya, saya sebetulnya banyak gambar-gambar itu. Cuma itu, kan, untuk mengurangi beban psikologi keluarga, jadi tidak ditampilkan," sambungnya.