Polisi Ungkap Motif Pelaku Penganiayaan Ibu Lurah yang Selamat Setelah Pura-pura Mati

Saat ditemukan nyaris tenggelam, Wilujeng Esti Utami masih menggunakan baju adat kebaya hitam dan kain batik khas Banyuwangi

Editor: Afrizal
Net
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM-  Tak butuh waktu lama bagi Polres Banyuwangi mengungkap penganiayaan ibu lurah yang selamat setelah pura-pura mati. 

Seorang warga Kecamatan Muncar, AS diamankan sebagai pelaku kekerasan kepada Wilujeng Esti Utami (53), Lurah Penataban, Kecamatan Giri yang ditemukan di Sungai Sere dalam keadaan tangan dan kaki terikat dan hampir tenggelam.

Saat diamankan oleh polisi pada Rabu pagi (1/8/2018), AS sempat mengelak mengakui kejahatan yang telah dilakukan kepada ibu lurah tersebut.

AKBP Donny Adityawarman Kapolres Banyuwangi menjelaskan, pihaknya telah memeriksa beberapa saksi termasuk staf kelurahan Penataban yang sempat melihat AS menjemput Wilujeng Esti di kantor kelurahan pada Selasa siang (31/7/2018).

Baca: Penumpang Sempat Merekam Detik-detik Pesawat Jatuh di Meksiko, Berikut Tayangannya

Baca: Kabupaten Siak Langsung Tunda Pemberian Vaksin MR Usai Rapat Bersama MUI dan Kemenag

"Kita sempat tunjukan foto AS kepada korban dan diakui jika benar itu orangnya. Dan kita juga sudah memeriksa pembantu AS yang membenarkan jika majikannya memiliki mobil yang sama digunakan menjemput korban serta kita periksa beberapa staf kelurahan yang tau saat lurah dijemput," jelas Kapolres Banyuwangi.

Pihak kepolisian juga berhasil mengamankan uang tunai 60 juta rupiah milik korban yang disembunyikan pelaku di rumah pengasuh anaknya di kecamatan Srono.

Sementara tas ransel dan ponsel milik korban diakui AS telah dibuang di jalan.

Sedangkan mobil yang digunakan untuk menjemput pelaku disembunyikan di salah satu rumah kerabatnya.

Kapolres Banyuwangi menjelaskan motif kekerasan yag dilakukan AS adalah untuk memiliki uang milik Wilujeng sebesar Rp 60 juta, yang diakui oleh AS akan dipinjam oleh Gus Makki, Ketua PCNU Banyuwangi.

"Jadi AS ini pura-pura jika Gus Makki yang meminta uang Rp 60 juta. Untuk meyakinkan, pelaku ini meminta rekannya mengaku sebagai Gus Makki melalui sambungan telpon," kata Kapolres Banyuwangi.

Saat ini AS sudah ditetapkan sebagai tersangka dan rekannya yang mengaku sebagai Gus Makki disambungan telpon diperiksa sebagai saksi.

"Antara korban dan pelaku ini saling mengenal di media sosial. Saat ini kita sedang kembangkan untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Kapolres.

Lurah Penataban, Kecamatan Giri di Banyuwangi bernama Wilujeng Esti Utami (53) ditemukan oleh warga di sungai Sere di Dusun Sendangrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo dalam keadaan mengenaskan.

Korban masih hidup namun tangan kaki terikat serta kepala ditutup tas plastik hitam.

Korban ditemukan nyaris tenggelam pada Selasa malam (31/7/2018).

Saat ditemukan, Wilujeng Esti Utami masih menggunakan baju adat kebaya hitam dan kain batik khas Banyuwangi yang merupakan seragam PNS khusus hari Selasa.

Baca: Live Streaming Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018; 6 Wakil Indonesia Berlaga Pagi Ini

Baca: Gelisah Saat Diberhentikan, dari Saku Pria Ini Polisi Temukan Benda Logam yang Membuatnya Ditangkap

Terdapat beberapa luka lebam di bagian tubuh korban.

Warga menyelamatkan perempuan tersebut saat mendengar teriakan suara meminta tolong dari tengah sungai sekitar jam 10 malam.

"Korban ditemukan dalam keadaan hidup dengan luka di kepala, dan lebam di leher serta dadanya. Lalu oleh warga, korban diselamatkan dan dibawa ke puskesmas," jelas AKP Watiyo, Kapolsek Bangorejo Kabupaten Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/8/2018)

Dari keterangan, korban awalnya diajak pelaku untuk menemui Gus Makki di Pondok Pesantren Blokagung.

Nama Gus Makki dikenal sebagai Ketua PCNU Banyuwangi.

Namun oleh pelaku, korban tidak langsung diajak ke Blokagung, namun diajak bekeliling hingga ke Kalibaru.

Korban dianiaya di dalam mobil milik pelaku.

Untuk menyelamatkan diri, korban berpura-pura mati.

Pelaku kemudian mengikat tangan dan kakinya dan melemparnya ke sungai.

Barang-barang pribadi milik korban termasuk uang tunai sebesar Rp 60 juta yang rencananya akan diberikan kepada Gus Makki dan tas yang berisi identitas pribadi, kwitansi pinjaman dari pelaku serta satu buah handphone dibawa oleh pelaku.

"Kita masih gali informasi tentang alasan mengapa korban membawa uang tunai dan apa hubunganya dengan pelaku. Sebelumnya korban dijemput di kantor kelurahan, dan oleh pelaku disuruh bawa uang untuk diserahkan ke Gus Makki," jelas Kapolsek.

"Kita sudah limpahkan kasus ini ke Polres Banyuwangi. Tadi malam,korban dijemput oleh keluarganya untuk dibawa pulang dan sekarang dijaga oleh polsek setempat. Korban masih dalam keadaan shock," kata Kapolsek.

Sementara itu Muhammad Ali Makki ayau Gus Makki, ketua PCNU Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/8/2018), mengaku tidak mengenal nama-nama yang terlibat dalam kasus tersebut termasuk korban Wilujeng Esti Utami, lurah Penataban Kecamatan Giri.

"Saya tidak kenal dengan nama orang-orang tersebut karena memang tidak pernah bertemu.

Ini fitnah dan murni pencatutan nama," jelas Gus Makki.

Saat kejadian, menurut Gus Makki, dia sedang menghadiri pengajian halal bihalal bersama guru-guru Madrasah se-kecamatan Bangorejo.

Dia juga menjelaskan jika pondok pesantrennya bukan di Blokagung tapi di Pondok Pesantren Bahrul Hidayah Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono.

"Bisa jadi Gus Makki yang lain bukan saya. Namun saya tetap meminta kepada polisi untuk memproses sesuai dengan dengan undang-undang yang berlaku," jelasnya.(*)

Baca: Santer Diberitakan Akan ke AS Roma, Messi Paksa Barcelona Datangkan Pemain Bintang Manchester United

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Amankan Pelaku Penganiayaan Ibu Lurah yang Selamat Setelah Pura-pura Mati",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved