Kampar
Narkoba Masuk ke Sekolah, Ada Pelajar Takut dengan BNN
Narkotika dan obat-obatan (Narkoba) masuk ke sekolah, dan ada pelajar yang takut dengan Badan Narkotika Nasional (BNN)
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nolpitos Hendri
"Mereka nggak mau masuk. Disangka mau tes urin," ujar Rani, istri Ketua Komisi I, Repol ini.
Rani menjelaskan, sekolah yang dikunjungi rata-rata mengeluhkan sikap siswa.
Sikap aneh siswa di sekolah patut dicurigai telah terjerat bahaya Narkoba.
"Tidak menghargai guru, berani melawan. Ya, sikap yang tidak seperti siswa sebagaimana mestinya lah," ujarnya.
Rani menuturkan, sekolah menyadari daya jangkaunya terbatas mengawasi polah peserta didik.
Apalagi setelah siswa pulang sekolah.
Kemudian berbaur dengan lingkungan tempatnya bergaul.
Baca: Jelang Timnas Thailand vs Indonesia di Piala AFF 2018, Peran 2 Pemain Penting Garuda
Baca: SKD Berbasis CAT CPNS 2018 di Pemko Dumai Berakhir, Yani Pasrah dengan Terima Hasil
"Seperti di (Kecamatan) Gunung Sahilan, sekolah khawatir dengan lingkungan. Di daerah itu sudah marak," ujar Rani.
Ia menilai, komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid yang rutin dan berkala belum terbangun.
Padahal, guru dan orang tua perlu saling bertukar informasi tentang perilaku anak.
Menurut Rani, pihak sekolah menyambut baik kegiatan IKKD.
Bahkan pihak sekolah meminta agar peserta didik mereka dites urin.
Namun keterbatasan anggaran tampaknya menjadi penghalang permintaan itu bisa terwujud.
Rani mengatakan, IKKD lewat kegiatannya hanya berharap semangat dan sikap anti Narkoba lahir di kalangan pelajar.
Ia meminta, Pemerintah maupun lembaga terkait seperti BNN melakukan kegiatan rutin di sekolah agar penyalahgunaan Narkoba di kalangan dapat ditekan. (*)