Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Citizen Report

Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 Negara Nikmati Madu Kelulut di Meranti

Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 negara nikmati madu lebah kelulut di Kepulauan Meranti, sekaligus pengelolaan memantau gambut

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/istimewa
Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 Negara Nikmati Madu Kelulut di Meranti 

Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 Negara Nikmati Madu Kelulut di Kepulauan Meranti

Citizen Journalism Oleh Sugiman ST Peneliti Muda PSB LPPM UNRI

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 negara nikmati madu lebah kelulut di Kepulauan Meranti, sekaligus pengelolaan memantau gambut.

Delegasi yang hadir dari luar negeri di Desa Tanjungsari, Kepulauan Meranti di antaranya Prof Misaku Osaki dari Jepang.

Baca: Paling Misterius dan Sulit Ditebak, Inilah 6 Zodiak yang Cenderung Tertutup

Baca: Cara Menebalkan Alis Pakai 3 Bahan Alami yang Murah Meriah dan Gampang Dicari, Yuk Dicoba!

Selain itu itu juga hadir beberapa peneliti dari Indonesia.

Gambut merupakan suatu ekosistem yang harus dijaga. Di Indonesia ada berkisar antara 16 s.d 17 juta hektar lahan gambut. Gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk dan memiliki kandungan bahan organik tinggi.

Senin, (12/11/2018) tepatnya 3 hari yang lalu, sedang berlangsung kegiatan The 2nd Roundtabel Peatland Discussion dari 7 Negara di Batam yang dicover oleh International Tropical Peatland Center (ITPC).

Kegiatan ini bertujuan menyepakati langkah-langkah teknis dalam kajian serta pengelolaan ekosistem gambut tropis yang berkelanjutan, yang didukung penuh oleh BRG (Badan Restorasi Gambut), IPS (International Peat Society), JPS (Japan Peatland Society), RIHN, dan HGI (Peat Society of Indonesia).

Baca: 5 Juta KTP Ganda, Rawan Dijadikan Alat Kecurangan dalam Pemilu 2019, Ini Kata Pengamat

Baca: VIDEO LINK STREAMING, Bali United Vs Persebaya Surabaya, Tambah Poin untuk Klasemen

Dilanjutkan pada hari Kamis (15/11/2018), para Delegasi yang mengikuti Diskusi Gambut Tropis ke 2 tersebut melakukan agenda kunjungan di 3 Desa yang masuk dalam KHG (Kesatuan Hidrologis Gambut) Tebing Tinggi.

Ketiga desa itu adalah Desa Lukun, Desa Sungai Tohor, dan Desa Tanjungsari di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Delegasi yang datang di Desa Tanjungsari sebanyak 13 orang dari peserta Rountabel Peatland Discussion dan 10 orang pendampingan dari dinas daerah dan perwakilan Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Masyarakat desa sangat antusias terhadap kunjungan yang akan dilakukan.

Masyarakat dan aparatur desa melakukan rapat, kemudian di hari minggu masyarakat bergotong-royong membersihkan jalan dan rute kunjungan yang akan dilewati.

Baca: INFOrmasi CPNS 2018, Ini Kata BKN Regional XII tentang Kelanjutan CPNS 2018

Baca: Update Prakiraan Cuaca 17 November 2018, Hujan Lebat di Sebagian Riau sampai Pukul 23.00 WIB

Pada Kamis Delegasi The 2nd Roundtabel Peatland Discussion sampai di Pelabuhan Tanjungsari.

Meskipun diguyur hujan gerimis, tidak menyurutkan semangat para peneliti gambut dan masyarakat.

Dari pelabuhan, kunjungan pertama dilakukan ke sekat kanal dengan bahan fiber yang diproduksi oleh PSB LPPM UNRI dengan BRG.

Dilanjutkan dengan ramah tamah di kantor desa yang juga diringi oleh tari persembahan yang dilakukan di dalam kantor desa.

Delegasi yang hadir dari luar negeri di Desa Tanjungsari yaitu Prof Misaku Osaki dari Jepang.

Turut hadir juga Peneliti-peneliti dari Indonesia.

Kepala Desa Tanjungsari, Muhammad Satar pada kesempatan itu menyampaikan, seluruh masyarakat dapat bekerjasama untuk mengangkat kemajuan desa dengan potensi gambut yang ada, serta menjadikan lebah kelulut sebagai ikon desa.

Baca: Misteri Linggis yang Digunakan HS Saat Melakukan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Baca: Ayat Cahyadi Sampaikan Tips Membangun Integritas dalam Training Organization II BEM FMIPA UNRI

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Daerah, memberikan tanggapan melalui sambutannya.

"Adanya kunjungan ini dapat memberi dampak kepada masyarakat, serta ada perubahan pola pikir dan ekonomi di Desa Tanjungsari," katanya.

Prof Misaku Osaki juga ikut memberikan sambutan.

"Bagus untuk bloking kanal yang menggunakan dua bloking ataupun pintu air, sedangkan untuk kopi dan kelapa bagus untuk menjadi alternatif pengembangan dilahan gambut," katanya.

Prof Misaku Osaki juga menyampaikan pertimbangkan untuk melakukan riset kerjasama dengan BRG di Desa Tanjungsari dengan fokus tinggi muka air 40 centimeter di atas permukaan tanah, namun tidak merusak pertumbuhan tanaman.

Setelah itu, kunjungan dilanjutkan di sekat kanal dari BRG.

Baca: Video: Live Streaming PSIS Semarang Vs Persib Bandung Liga 1 2018 Pukul 15.30 WIB, Live Indosiar

Baca: HASIL AKHIR Timor Leste Vs Filipina Grup B Piala AFF Suzuki Cup 2018, Filipina Raih 3 Poin

Kemudian mencicipi madu di sarang lebah kelulut, hutan yang dikombinasikan dengan lebah kelulut, dan tanaman kopi yang menjadi pilot project dari Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau.

"Gambut di Desa Tanjungsari menjadi potensi yang harus dikembangkan, jika para peneliti datang dari lingkup nasional ataupun internasional. Artinya, kita sebagai pemilik gambut harus lebih gigih dan tekun untuk memaksimalkan potensi desa. Satu tahun yang akan datang, Desa Tanjungsari harus menjadikan lebah kelulut sebagai ikon desa yang banyak mengundang publik untuk meneliti dan meningkatkan ekonomi masyarakat (revitalisasi)," ungkap Sugiman.

Pukul 14.00 WIB, rombongan yang telah selesai melakukan kunjungan dilapangan kembali ke Kantor Desa untuk istirahat makan dan dilanjutkan kembali pulang ke Selat Panjang melalui Pelabuhan Tanjungsari. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Tabola Bale dan Arah Pembangunan

 

Aspirasi Rakyat di Era Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved