Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pekanbaru

Pasca Penetapan KLB Difteri, Dinas Kesehatan Pekanbaru Turun ke Lapangan Lakukan Penyuluhan

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Tribun Pekanbaru/Tribunnews/Bangka Pos/Grafis : didit
Difteri 

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penyakit difetri menjadi momok yang menakutkan bagi warga Pekanbaru.

Pasalnya penyakit ini bisa menyebabkan orang meninggal dunia jika tidak segera ditangani oleh petugas medis.

Di Pekanbaru sudah ditemukan kasus meninggal dunia yang disebabkan akibat difetri.

Belakangan terungkap anak yang meninggal dunia akibat difteri tersebut adalah warga yang tinggal di kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan.

Baca: Orangtua Harap Hati-hati, Pekanbaru Berstatus KLB Difteri, Ini Ciri-ciri Anak Terkena Difteri

Baca: VIDEO: 7 Gejala Difteri yang Wajib Anda Ketahui, Berikut Pencegahannya

Korban berjenis kelamin laki-laki dan berusia sekitar 6 tahun. Sebelum meninggal dunia, korban sempat mendapatkan perawatan secara intensif di RSUD Arifin Ahmad.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Pekanbaru.

Status KLB ini ditetapkan menyusul ditemukan korban meninggal dunia akibat terserang penyakit Difteri.

Pasca penetapan KLB tersebut, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menurunkan timnya ke lapangan untuk melakukan penyuluhan, Kamis (22/11/2018).

Selain tim dari dinas kesehatan, penyuluhan bahaya penyakit difteri juga diikuti oleh lurah, tokoh masyarakat serta RT dan RW.

"Penyuluhan sudah berlangsung sejak Senin kemarin dan masih berlangsung sampai hari ini di wilayah Kecamatan Tampan," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldi, Kamis (22/11/2018).

Baca: Wakil Rakyat Prihatin Atas Meninggalnya Seorang Anak Akibat Difteri di Pekanbaru

Baca: VIDEO: Dinkes Tetapkan Status KLB Difteri di Pekanbaru, Satu Anak Meninggal Dunia

"Kita akan lalukan imunisasi ulang akhir bulan ini, untuk jadwal pastinya kita masih menunggu jadwal dari Puskesmas," ujarnya.

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.

"Difteri rentan menyerang anak-anak yang tidak pernah diberikan imunisasi. Ada juga anak yang sudah mendapatkan imunisasi tapi tidak lengkap," katanya.

Zaini mengungkapkan, tahun ini ditemukan ada lima kasus disfteri di Pekanbaru. Sebagian besar ditemukan di wilayan kecamatan Tampan. Termasuk yang meninggal.

"Dikecamatan Tampan ada 4 kasus, 1 meninggal dunian. Sedangkan 1 kasus lagi ditemukan di kelurahan Rejosari, Tenayan Raya. Jadi totalnya tahun ini sampai bulan Oktober ada 5 kasus," ujarnya.

Setalah dilakukan penelusuran terhadap korban meninggal dunia, petugas dari dinas kesehatan mendapatkan informasi bahwa anak yang meninggal dunia akibat difteri tersebut memang tidak pernah diimunisasi.

Baca: Pekanbaru KLB Difteri. Selama 2018 Sudah 5 Kasus Difteri Ditemukan, 1 Anak Meninggal Dunia

"Ini perlu menjadi perhatian kita, jika anak kita tidak mendapatkan perlindungan kekebalan khusus, maka sangat rentan terkena difetri. Kami berharap orang tua segera memberikan imunisasi kepada anaknya yang belum diberikan imunisasi, baik imunisasi MR maupun imunisasi difteri," katanya.

Zaini mengungkapkan, selain vaksin MR, anak-anak juga harus mendapatkan imuniasi difteri, pertusis dan tetanus atau biasa dikenal dengan istilah imunisasi DPT.

"Tapi sejak tahun lalu imunisasi DPT itu sudah tidak lagi. Sekerang diganti dengan pentavalen (difteri, pertunis, tetanus, hepatitis B dan polio)," ungkapnya.

Bagi anak yang belum mendapatkan imunisasi tersebut, pihaknya meminta kepada orang tua agar segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan, baik di posyandu, puskemas maupun di rumah sakit untuk diberikan imunisasi penta-bio.

"Setelah kita tetapkan statunya menjadi KLB, kami akan melaksanakan pencegahan dengan cara melakukan imunisasi ulang, di wilayah yang banyak ditemukan kasus Difteri, seperti di kecamatan Tampan," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved