Batal Laporkan SBY ke Polisi, Kapitra Ampera Justru Buat Laporan tentang Balihonya yang Dirusak

Kapitra justru melaporkan ke Polda terkait satu balihonya yang dipasang di Jalan Diponegoro yang juga dirusak oleh orang tidak dikenal.

Editor: Afrizal
Repro/KompasTV
Kapitra Ampera diwawancarai KompasTV di Studio KompasTV, Palmerah, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgio

TRIBUNPEKANBARU.COM- Kapitra Ampera memang batal melaporkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ke pihak kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik. 

Namun, batal melaporkan SBY, caleg PDI Perjuangan itu membuat laporan baru.

Namun tidak ada kaitanya dengan kasus dugaan pencemaran nama baik.

Kapitra justru melaporkan ke Polda terkait satu balihonya yang dipasang di Jalan Diponegoro yang juga dirusak oleh orang tidak dikenal.

"Hari ini saya laporkan baliho saya yang dirusak, di Jalan Diponegoro, " katanya lagi.

Setelah sebelumnya sempat menyampaikan ke publik akan melaporkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ke pihak kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera mendadak tiba-tiba membatalkanya, Minggu (16/12/2018).

Baca: Kapitra Ampera Akan Laporkan SBY, Ferdinand: Kalau Kapitra Mau Coba-coba Silahkan

Baca: Kapitra Ampera Ungkap Alasan Batal Laporkan Susilo Bambang Yudhoyono, Ngaku Dapat Peringatan

Baca: Susilo Bambang Yudhoyono Persilahkan Kapitra Lapor, Kami Punya Bukti yang akan Buka Jalan Polisi

Kapitra mengaku tidak jadi melaporkan mantan presiden RI keenam tersebut lantaran dirinya diperingatkan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri untuk menghormati SBY sebagai mantan kepala negara.

"Ketua umum saya mengatakan harus menghormati Pak SBY secara profesional karena beliau adalah mantan kepala negara. Saya juga diingatkan, jangan melawan kekerasan dengan kekerasan," katanya, Minggu (16/12/2018).

Setelah mendapatkan peringatan dari Ketua Umum PDIP, Kapitra pun akhirnya melunak dan menunda niatnya untuk melaporkan SBY ke Polda Riau.

"Karena ada perintah itu, saya tunda dulu, nanti kita rapatkan dulu dengan partai di DPP hari Selasa, nanti tergantung putusan partai, kalau saya siap untuk melaporkanya," imbuhnya.

Partai Demokrat bergambarkan SBY dan Ani Yudoyono dirusak OTK di Jalan Sudirman Pekanbaru Sabtu (15/12/2018)
Partai Demokrat bergambarkan SBY dan Ani Yudoyono dirusak OTK di Jalan Sudirman Pekanbaru Sabtu (15/12/2018) (TribunPekanbaru/Johanes)

Diberitakan sebelumnya, Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga ketua Umum Partai Demokrat, menantang balik pengacara yang juga Caleg PDI Perjuangan, Kapitra Ampera yang mengancam akan melaporkannya ke Polda Riau.

"Silahkan, saya tadi malam juga mendengar ingat saya tidak pernah menuduh PDI Perjuangan di balik kejadian kemarin tidak pernah, "ujar SBY saat ditemui Tribunpekanbaru.com, Minggu (16/12/2018) dalam silaturrahminya di Pekanbaru.

Bahkan SBY juga menyampaikan, pihaknya sudah memiliki barang bukti yang kuat dimana bisa membuka jalan bagi kepolisian untuk membongkar siapa sebenarnya otak dibalik perusakan atribut Demokrat.

"Memang kami punya evidence (bukti) yang Insa Allah akan membuka jalan bagi kepolisian membuka siapa - siapa yang ada di belakang pelaku perusakan itu, "ujar SBY.

Baca: Perusak Atribut Partai Demokrat Ditangkap, Andi Arief: Punya Ilmu Sirep, Semua Keamanan Tertidur.

Baca: Partai Demokrat Telusuri Lokasi Perusak Atribut di Pekanbaru, Ferdinand: Ada Campur Tangan Kekuasaan

SBY menambahkan saat ini pihaknya di Demokrat hanya berharap agar pihak kepolisian bisa menuntaskan kasus ini dengan cepat dan tuntas, karena ditunggu rakyat.

"Justru sekarang saya dan Demokrat sungguh berharap kepolisian kita bisa menangani secara serius dan tuntas rakyat menunggu dan kami menunggu, "jelasnya.

Bahkan Susilo Bambang Yudhoyono juga bercerita jika kekuatan Kepolisian tidak perlu dikhawatirkan lagi, karena di masa kepemimpinannya 10 tahun banyak prestasi Kepolisian yang berhasil tuntaskan kasus dalam waktu dekat.

SBY turun langsung ke Jalan Sudirman Pekanbaru, menyaksikan baliho bergambar dirinya dirusak, Sabtu (15/12).
SBY turun langsung ke Jalan Sudirman Pekanbaru, menyaksikan baliho bergambar dirinya dirusak, Sabtu (15/12). (TribunPekanbaru/Alexander)

"Kepolisian kita hebat pada saat 10 tahun saya memimpin banyak sekali kasus diselesaikan cepat tepat tuntas. Hari ini saya dan rakyat menunggu adakah bisa dilakukan lagi. Saya juga ingin kebenaran terwujud untuk keadilan, "ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang tidak akan menanggapi serius tindakan Kapitra Ampera. 

Ferdinand mengingatkan Kapitra agar jangan sampai salah dalam berbuat.

"Saya tidak tahu, Kapitra sedang ngigau mungkin habis minum air apa mungkin, pikirannya kok jadi seperti, saya menyayangkan dia praktisi hukum, tidak ada Pak SBY menuding (pelaku pengrusakan) kami hanya mengadu kepada Tuhan yang maha kuasa, "ujar Ferdinand ditemui di CFD saat mendampingi SBY Minggu (16/12/2018).

Baca: Sebelum Pekanbaru AHY Sebut Perusakan Bendera Partai Demokrat Juga Terjadi di Kebumen dan Medan

Baca: AHY Terbang ke Riau Lakukan Investigasi Perusakan Baliho dan Bendera Partai Demokrat

"Jangan sampai ketabrak tembok (Kapitra), Karena kami ada bukti kunci rekaman percakapan ini sangat palit,"ujarnya.

Bahkan Ferdinand juga menantang balik Kapitra.

"Kalau Kapitra mau coba - coba silahkan. Pak SBY akan ke Polda kalau Kapitra melaporkan, akan dijelaskan semuanya akan dibongkar semuanya, "ujar Ferdinand.

Saat ditanya lagi apakah pihaknya juga akan melaporkan balik Kapitra atas rencana pelaporan tersebut, Ferdinand mengatakan tidak perlu menanggapi serius pengacara (Kapitra) tersebut.

Karena menurutnya semua orang juga sudah tahu siapa Kapitra.

"Saya pikir Kapitra ini tidak perlu ditanggapi serius ya karena dia cari sensasi dan panggung apalagi dia nyaleg di Riau. Kami anggap lucu- lucuan saja, "ujarnya.

"Saya kenal Kapitra dan siapa dia. Ayo kita buka - bukaan di Polda, "jelasnya.

Sementara terkait pelaku perusakan diakui Ferdinand memang arahnya kepada penguasa, apalagi ada saksi yang menyebut nama seorang kader bahkan pimpinan ranting partai penguasa.

"Kita menemukan informasi dan ditelusuri, dari hasilnya patut diduga ada kaitannya dengan kekuasaan dan penguasa. Itu informasi yang didapat di lapangan, "ujar Ferdinand.

Baca: Berapa Orang Jumlah Pelaku Perusakan Baliho dan Bendera Partai Demokrat di Pekanbaru?

Bahkan pihaknya juga memiliki data lengkap hingga rekaman percakapan perusakan atribut Partai Demokrat tersebut, semuanya diduga mengarah pada kekuasaan dan penguasa.

" Kami juga sudah mendatangi rumah di Jalan Duyung di Pekanbaru untuk menelusuri yang diduga menyuruh perusakan itu dan semuanya sudah kami punya, "ujar Ferdinand.

Pihaknya juga meminta aparat penegak hukum untuk menempatkan hukum dengan adil karena saat ini muncul ke permukaan jika pelaku perusakan diintimidasi saat ditangkap oleh orang Demokrat agar mengakui penyuruh mereka adalah partai penguasa.

"Kami jelaskan tidak ada dipaksa dan itu pengakuan dari pelaku, makanya kami minta agar penegakan hukum juga tuntas, "jelas Ferdinand Hutahaean.

SBY Jalan Kaki

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama pihak Demokrat Riau langsung turun ke jalan melakukan penyisiran, Sabtu (15/12/2018) terkait pengrusakan baliho SBY.

Dengan berjalan kaki, rombongan tersebut berjalan kaki di Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru, tepatnya di depan kantor DPRD Riau.

SBY yang juga didampingi Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan yang turut serta dalam rombongan itu menyaksikan satu persatu baliho yang dirusak tersebut.

SBY tampak tidak banyak berkata-kata, sesekali ia tampak menggelengkan kepala, dengan raut muka tidak banyak ekspresi.

"Pemimpin yang baik harusnya menghargai pemimpin lainnya," ujarnya singkat sambil terus ikut melihat dan mengangkat langsung baliho rusak tersebut.

Selain itu, banyak spanduk juga tampak berserakan dan ada juga yang dibuang ke parit.

Di samping atribut yang rusak tersebut, banyak baliho partai dan atribut milik partai lainnya dalam keadaan baik-baik saja.

Sejauh ini lelaki berinisial HS (22) warga Pekanbaru, yang diduga merupakan pelaku pengrusakan baliho Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjalani pemeriksaan di Polresta Pekanbaru.

Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto saat dikonfirmasi Tribun, terkait update kasus pengrusakan baliho SBY tersebut.

"HS masih terperiksa. Masih dilakukan pemeriksaan intensif," kata Sunarto.

Dibeberkan dia, sejauh ini HS statusnya belum dinaikkan menjadi tersangka.

Namun masih terperiksa.

Saat ditanyai soal dugaan pelaku lain, Sunarto menjawab polisi masih melakukan pengembangan.

"Masih satu orang, masih HS. Belum ada pelaku lainnya," ungkap dia lagi.

Termasuk soal motif pelaku, apakah merupakan orang suruhan atau terkait kemungkinan lainnya, hal ini juga disebutkan Sunarto masih dilakukan pendalaman lebih lanjut.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved