Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Klarifikasi Lengkap Terkait Pemotongan Nisan Berbentuk Salib di Kotagede Yogyakarta

Peristiwa itupun menyita banyak perhatian publik dan sempat menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Editor: Sesri
Tribun Jogja/Christi Mahatma Wardhani
Makam Albertus Slamet Suagiardi, warga Purbayan yang viral karena papan nama berbentuk salib dipotong saat pemakaman di makam Jambon, Selasa (18/12/2018) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, YOGYA -  Foto kayu nisan berbentuk salib yang terpotong bagian atasnya hingga hanya berbentuk "T" di pemakaman Jambon Purbayan RT 53/RW 13, Kota Gede, Yogyakarta, viral di media sosial.

Kayu nisan itu merupakan milik seorang warga bernama Albertus Slamet Sugihardi yang meninggal dunia pada Senin (17/12/2018).

Peristiwa pemotongan nisan berbentuk salib yang terjadi di RW 13 Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta beberapa waktu lalu sempat menjadi viral di dunia maya.

Peristiwa itupun menyita banyak perhatian publik dan sempat menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut buka suara.

Ia menegaskan, bahwa pemotongan nisan tersebut dilakukan warga hanya untuk mencari praktis saja.

"Ini pembelajaran bagi kita semua bahwa agama dan simbol-simbol keagamaan dijamin dalam konstitusi. Di sini kita semua kurang tanggap terhadap simbol-simbol itu, hanya mungkin mencari praktisnya saja sebagai bentuk kompromi," bebernya saat jumpa pers di Ruang Yudhistira, Kamis (20/12/2018).

Sebelumnya, pada Senin (17/12/2018) lalu sempat beredar foto viral di sebuah prosesi pemakaman nampak nisan berbentuk salib yang terpotong di bagian atas.

Terdapat keterangan bahwa pemotongan nisan tersebut atas desakan warga. 

Sultan mengatakan bahwa dirinya telah melakukan dialog panjang dengan semua pihak terkait.

Dari sana ia menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor pemicu yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya, justru muncul ke permukaan sebagai sesuatu yang viral.

"Itu tidak diperkirakan oleh warga masyarakat, termasuk kita semua, khususnya dari camat, lurah, RT dan RW, tambahnya.

Baca: Bupati Kepulauan Meranti Berikan Kuliah Umum Kepada Mahaiswa AMIK Selatpanjang

Baca: Penuhi Kebutuhan Masyarakat Pada Natal dan Tahun Baru, KPW BI Riau Siapkan Kas Sebesar Rp 4,3 T

Ia pun menyayangkan berita yang terlanjur viral tersebut terkesan dilebih-lebihkan.

"Itu seperti manis dan asinnya dilebih-lebihkan," sambungnya..

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengatakan, berita yang dilebihkan tersebut memberikan nuansa kesalahpahaman dan ketidakakuratan karena tidak pernah mempertanyakan permasalahan yang sesungguhnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved