Pagar SD Roboh
Pagar SD Roboh di Pekanbaru Makan Korban, Guru Sebut Usia Tembok Sudah Tua
Pagar SD roboh di Pekanbaru makan korban, seorang guru SDN 121 mengatakan tembok yang roboh tersebut sudah tua.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Afrizal
Dari total 60 meter, sekitar 18,80 meter pagar tembok setinggi 1 meter lebih itu yang ambruk.
Berdasarkan keterangan kepolisian 6 orang menjadi korban. Dua diantaranya meninggal dunia.
-Yanitra Octavizoly A, berusia 17 tahun. Dia adalah siswi SMA N 14 Pekanbaru. Yanitra merupakan korban meninggal dunia.
-William Maleakhi. Bocah kelas 1 SDN 141 Pekanbaru yang masih berumur 7 tahun ini meninggal dalam perawatan RS Syafira.
-Rasyad Agus Triono F, berusia 11 tahun. Dia adalah siswa kelas 5 SDN 048 Pekanbaru.
-Minarti, 41 tahun warga Jalan Rantau Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya.
-Linda Ayu Ramadani, 7 tahun. Siswi SDN 170 Pekanbaru.
-Diva Anggraini, 13 tahun, siswi kelas 5 SDN 130 Pekanbaru.
Korban selamat rata-rata mengalami luka ringan dibeberapa bagian tubuh.
Peristiwa tersebut langsung dilaporkan masyarakat ke Polsek Bukit Raya dan juga Damkar Kota Pekanbaru.
Selain korban jiwa dan luka-luka, sebanyak 5 unit sepeda motor rusak berat karena tertimpa pagar tembok tersebut.
Petugas kemudian melakukan proses pembersihan lokasi kejadian dan memasang police line.
Baca: Sinopsis Drama Korea Touch Your Heart, Drakor yang Dibintangi Lee Dong Wook dan Yoo In Na
Baca: Link Streaming Drama Korea (Drakor) Whats Wrong With Secretary Kim di Trans TV Malam Ini
Baca: Tak Hanya Drakor, Ini 6 Drama Mandarin yang Dibintangi Seleb Korea, Pernah Nonton?
Tembok sudah bermasalah 1 bulan sebelum peristiwa
Komite sekolah SD 141 Rostami mengatakan pagar tembok pembatas sekolah ambruk itu dibangun sekitar awal tahun 2016 lalu.
Pagar tembok pembatas sekolah ambruk itu tidak dibangun pakai dana APBD, namun iuran wali murid.
"Pagar ini dibangun tidak dengan dana APBD, namun dengan dana komite, iuran dari wali murid. Ada yang nyumbang uang dan bahan seperti kerikil, semen, pasir, batu bata," katanya.
Awalnya pagar itu adalah pagar besi biasa.
Namun lantaran didapati seringnya anak sekolah memanjat pagar, dan sering patah, maka untuk antisipasi dibangun pagar tembok permanen seperti itu.
Rostami memastikan, pihaknya tidak akan menghindar dari tanggungjawab, terkait peristiwa tersebut.
"Persoalan ini lebih kepada musibah sebenarnya. Karena secara konstruksi kami rasa tidak ada masalah. Pagar itu dibangun sesuai standar," ungkapnya.
"Dasar pembangunan itu kan digali dulu tanah 30 sampai 40 cm, naik batu bata, naik besi baru cor, itu sudah kami laksanakan," sambung Rostami lagi.
Rostami menuturkan, hujan yang turun beberapa hari ini, diperkirakan membuat struktur batu bata yang terkena air menjadi lunak.
Tembok tersebut memang sudah miring, sekitar satu bulan belakangan.
"Sudah kita tanggapi dengan pasang label peringatan itu kan," tuturnya.
Label peringatan itu berbunyi "Awas!!!!! Pagar Ini Mau Roboh".
Kemudian dia mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan surat untuk dikirim ke Dinas terkait, guna melaporkan kondisi pagar tembok itu.
"Baru siap 3 hari lalu, belum sempat dikirim," tandasnya. (*)