Indragiri Hulu

Warna-warni Dinding Paud Arini Jadi Saksi, Pengalaman Guru Berprestasi Nasional Belajar di Denmark

Warna-warni dinding Paud Arini jadi saksi, pengalaman Guru Berprestasi Nasional belajar di Denmark bernama Henny asal Indragiri Hulu

Tribun Pekanbaru/Istimewa/Henny
Warna-warni Dinding Paud Arini Jadi Saksi, Pengalaman Guru Berprestasi Nasional Belajar di Denmark 

Pembelian bidang tanah baru itu diakui Henny penuh pertimbangan.

Air matanya menetes seketika berkata ia terpaksa menjual perhiasan emas warisan almarhumah ibunya agar bisa membeli sebidang tanah tersebut.

"Itu emas punya almarhumah orangtua saya, itu saya jual untuk bangun sekolah. Waktu itu uang saya kurang, saya beli tanah di belakang, dan itu memang butuh perjuangan dan kerja keras, Itu pemberian almarhumah ibu saya," ujarnya terbatah-batah membayangkan masa itu.

Suasana mendadak hening ketika ia meneteskan air matanya bercerita tentang masa-masa perjuangannya mendirikan Paud Arini.

Tujuh tahun berlalu semenjak Henny mendirikan Paud Arini, ia akhirnya tiba di Denmark.

Pengalamannya mendirikan sekolah, seolah terbayarkan ketika mendengar pengalaman-pengalaman barunya selama ia berada di Denmark.

Baca: KISAH Cewek Cantik Anak Semata Wayang Asal Pekanbaru, Miliki Tubuh Tinggi Semampai

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Hidup Mandiri, Geluti Beberapa Pekerjaan

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Cirebon Merantau di Pekanbaru, Pilih Fashion Designer dan Ikuti Intermodel

Seperti saat berada Hotel Vest, tempat rombongan menginap di Denmark memiliki sistem sensor yang canggih.

Setiap lorong dan pintu memiliki sensor.

Tak biasa, rombongan merasa ngeri ketika lampu di dalam lorong bisa padam tiba-tiba dan menyala kembali saat seseorang melintas di lorong tersebut.

Pintu-pintu antar lorong juga dilengkapi sensor, sehingga pintu akan terbuka dan tertutup secara otomatis.

Henny bercerita sensor bisa ditemukan hampir di seluruh bagian dan kehidupan masyarakat Denmark, sehingga Denmark menjadi negara sensor pertama di dunia.

Selama berada di Denmark, rombongan dibawa ke sejumlah kampus, diantaranya Technical Education Copenhagen (TEC) yang berada di kota Copenhagen, kemudian kampus TEC yang berada di kota Frederiksberg, kampus University College Copenhagen di Carlsberg, TEC kampus Hvidovre, dan kampus TEC di Gladesaxe.

Selain itu, rombongan juga diajak mengunjungi sejumlah fasilitas pendidikan dan fasilitas pemerintahan yang ada di Denmark, diantaranya Perpustakaan Umum Frederiksberg, KUBA, Copenhagen Municipality, dan juga Kementrian Pendidikan Tinggi dan Sains. Sebagai penerjemah, rombongan juga turut didampingi oleh para mahasiswa yang berada di sana.

Henny bercerita selama berada di Denmark, rombongan belajar banyak hal terkhususnya tentang sistem dan pola pendidikan yang diterapkan di sana.

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram dan Ketemu Jodoh melalui Bisnis Online

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Kuliah, Sekretaris di BUMN hingga Finalis Bujang Dara

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Tulungagung Merantau di Pekanbaru, Pilih Jadi FDJ, Tepis Imej Negatif

"Pada pendidikan dasar tidak ada nilai-nilai, tidak ada test, tidak ada perengkingan, lalu bagaimana mereka mereka punya nilai juang bersaing di sana," kata Henny.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved