Pilpres 2019

Budiman Sudjatmiko Kecewa Debat Capres 2019, 'Prabowo Singa Asia Berubah jadi Kucing Angora'

Budiman Sudjatmiko mengeluarkan pernyataan menohok yang ditujukan kepada calon presiden Prabowo Subianto.

Editor: Muhammad Ridho
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko saat berdiskusi dalam acara Polemik Tahun Berburu Politik, di Jakarta, Sabtu (5/1/2013). Kabar terbaru saat tampil dalam acara ILC tvOne Selasa (19/2/2019) malam, Budiman Sudjatmiko terang-terangan menyebut capres Prabowo Subianto berubah dari Singa Asia menjadi Kucing Angora. 

Kendati demikian, Budiman Sudjatmiko juga tak menampik ada beberapa kekurangan dari lawan Prabowo, Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya kekeliruan dalam menyampaikan data.

"Ada beberapa pelanggaran yang dilakukan Pak Jokowi, tapi tidak sampai kartu merah lah. Kalau kemudian mengatakan dia layak didiskualifikasi hanya karena satu-dua kartu kuning, tentu itu sesuatu yang berlebihan.

Mengatakan pertandingan itu tidak bermutu karena lawan dapat kartu kuning satu-dua, sementara striker sendiri tidak mencetak gol bahkan turut bertahan, Anda mau salahkan wasit? Jadi bagi saya, Pak Prabowo dari Singa Asia berubah jadi Kucing Angora," pungkas Budiman Sudjatmiko.

Lihat video lengkapnya:

Jokowi Dituding Berbohong

Sebelumnya Direktur Relawan Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, menilai pemaparan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) jauh dari harapan.

"Kita tidak perlu bangga dengan data, lalu data itu salah pula," kata Ferry Mursyidan Baldan sembari memperlihatkan kertas berisi catatan 10 kesalahan data Jokowi dalam debat.

Menurut Ferry, tidak ada yang bisa diharapkan dari kepemimpinan seseorang yang memproduk kebohongan.

Apalagi secara terang-terangan Jokowi menyerang pribadi capres Prabowo Subianto.

"Otoritas yang melekat pada seorang presiden kalau hanya digunakan untuk kepentingan 'saya tau loh siapa kamu, ya untuk apa?' Negara ini menjadi rugi," katanya.

Seharusnya, kata Ferry, Jokowi sebagai kepala negara memanfaatkan otoritasnya untuk meluruskan kesimpangsiuran informasi. Bukan malah menambah daftar kebohongan.

"Misalnya pada data impor beras. Ada tiga lembaga yang bersentuhan berbeda pandangannya, dan itu hanya dianggap dinamika. Tidak ada peran presiden yang punya otoritas untuk menyelesaikan itu," kata Ferry Mursyidan Baldan.

Ferry juga menyesalkan sikap Jokowi yang menyerang pribadi Prabowo berulang-ulang.

Terlebih moderator debat mendiamkan kelakuan itu.

"Menyerang pribadi ini sudah yang kedua. Harusnya dicut oleh moderator. Jangan-jangan menang debat ini dimaknai dengan menyerang," katanya.

Sementara, capres penantang petahana Prabowo Subianto, kata Ferry, hanya ingin menyampaikan visi yang akan dijalankan dalam memimpin Indonesia ke depan.

(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved