Kepulauan Meranti
Kebakaran Lahan di Meranti Riau, Takut Apinya Menjalar, Andik Tidur di Kolong Rumah
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Riau telah menjadi momok buruk bagi masyarakat.
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Ariestia
"Rumah saya sudah dua kali terbakar tapi saya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun," ujarnya.
Bahkan lahan sagu terbakar miliknya tidak akan bisa pulih dalam waktu yang lama.
"Itu kalau sudah terbakar, 5 sampai 6 tahun lagi baru bisa pulih," ujarnya.
Andik mengaku tinggal sendiri di rumahnya tersebut, dimana keluarganya saat ini berada di Batam.
Andik berharap ke ajaran yang terjadi bisa cepat selesai, dan tidak menimbulkan kerugian lebih banyak bagi warga.
Baca: Niat Puasa Rajab dan Amalan yang Bisa Dilakukan Selama Bulan Rajab, Jumat Besok!
Masih di tempat yang sama Pj Kepala Desa Tebun Syahroni mengakui bahwa kebakaran yang terjadi di desanya memang berdampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat.
"Kita di sini ada 50 KK, jadi lahan yang terbakar di sini semuanya lahan milik masyarakat," ungkapnya.
Lahan yang terbakar di sana dikatakan Syahroni adalah lahan kebun yang diolah masyarakat, mulai dari sagu, karet dan kelapa.
"Semuanya merupakan mata pencarian warga, perkiraan kita ada sekitar 20 hektar lahan masyarakat yang terbakar di sini," ujarnya.
Dirinya mengatakan pihaknya saat ini memadamkan api secara swadaya dibantu pihak PT. SRL.
"Kita tetap koordinasi dengan BPBD, tapi informasinya mereka berada di daerah Sokop, karena di sana juga banyak yang terbakar," ujarnya.
Kesulitan yang dihadapi mereka dalam memadamkan api salah satunya adalah sumber air. "Ketersediaan air terbatas, jadi kita dibantu PT SRL membuat embung untuk menyimpan air. Kalau air pasang air ada, tapi kalau air surut air sudah tidak ada," ujarnya.
Baca: Ternyata Ada Tempat Misterius Zombie Mode di PUBG Mobile, Dimana Saja?
Selain itu angin kencang juga menjadi momok menakutkan bagi mereka.
"Kalau gambut apinya bisa menjalankan dari bawah, tapi kalau angin datang, bunga api itu bisa terbang sehingga bisa menyebabkan kebakaran di titik lain." Tuturnya. (Tribunpekanbaru.com/Teddy Tarigan)
Saksikan juga berita video menarik dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com: